"Kita telah mengirimkan 300 lebih sampel doping untuk diuji laboratorium," ujar Ketua Umum IADO Gatot S. Dewa Broto di Medan, Minggu.
Gatot mengatakan proses analisis sampel ini diperkirakan memakan waktu minimal 21 hari. Sampel ini diambil dari para pemenang dari sejumlah cabang olahraga yang bertanding.
IADO, menurutnya, akan terus melakukan pengambilan sampel urine dari atlet-atlet yang menjadi juara. Ia menargetkan mampu mengumpulkan 800 sampel urine selama penyelenggaraan PON ini.
Gatot berharap tidak ada kasus doping yang menimpa para atlet dalam ajang PON Aceh-Sumut sehingga mereka berkompetisi dengan aman dan lancar serta fokus dalam meraih prestasi.
"Harapan kami jangan ada atlet yang menodai pelanggaran doping," kata dia.
Ia mengatakan perhatian World Anti-Doping Agency (WADA) saat ini sudah sangat serius dan ketat dalam pengawasan anti-doping.
Sejalan dengan WADA, IADO juga sangat serius menjalankan tugas pengawasan anti-doping pada PON Aceh-Sumut.
Gatot menjelaskan IADO mengirim sebanyak 23 petugas yang disebar di Aceh dan Sumatera Utara untuk tugas pengambilan sampel, melakukan edukasi, investigasi, dan intelejensi.
Ia juga menegaskan komitmennya dalam mendukung suksesnya PON 2024. IADO berharap pengawasan doping yang ketat dapat meningkatkan kesadaran para atlet terhadap bahaya doping.
"Karena kini contohnya mengelak dari pengambilan sampel saja sudah bisa dianggap doping meski belum terbukti mengkonsumsi zat terlarang," ujar Gatot.
Baca juga: Binarawan Banten kembalikan medali karena masih jalani sanksi doping
Baca juga: Perkuat sistem antidoping global, WADA setujui daftar larangan baru
Baca juga: IADO tegaskan atlet yang tolak tes doping akan dihukum
Baca juga: Binarawan Banten kembalikan medali karena masih jalani sanksi doping
Baca juga: Perkuat sistem antidoping global, WADA setujui daftar larangan baru
Baca juga: IADO tegaskan atlet yang tolak tes doping akan dihukum
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024