Sedangkan wakil Jawa Barat Novita Sapitri berhasil mengunci medali emas pada nomor yang sama untuk sektor putri, setelah mengumpulkan nilai tertinggi dalam setiap ronde pertandingan.
“OHLG ini kategori terbang bebas, ini sama seperti kita bermain pesawat kertas, cuma bedanya ini pesawat kayu, tapi sama dilempar. Setelah dilempar, pesawat terbang dan lama terbangnya yang diukur,” kata Technical Delegate Aeromodelling PON XXI Arya Sidharta di Kota Sabang, Minggu.
Untuk sektor putra nomor OHLG, medali perak diraih oleh wakil DIY Yogyakarta Aulia Khoirin Danur Purwanto, sementara medali perunggu diperoleh atlet Banten Wisnu Dwi Atmojo.
Sementara sektor putri pada nomor yang sama, medali perak diraih atlet Jawa Timur Dicka Cahya Putri, sementara medali perunggu dikunci oleh Ade Mustika yang merupakan atlet daerah otonomi baru (DOB) yaitu Papua Tengah.
Arya menjelaskan perlombaan aeromodelling ini terbagi dalam tiga kategori, di antaranya terbang bebas tanpa kendali pilot, kendali dengan tali oleh pilot, dan kendali dengan radio oleh pilot.
Pada PON XXI, ada 12 nomor lomba. Sebagian di antaranya yang telah selesai dilombakan yakni terbang bebas lempar (OHLG) putra dan putri, terbang bebas tarik A2 (F1A) untuk putra dan putri, serta lomba balap beregu kendali tali (F2C), terbang bebas tarik A1 (F1H).
Selanjutnya, nomor tempur udara kendali tali (F2D), nomor balap tiang kendali radio (F3R) dan terakhir balap tiang kendali radio INA (F3R INA), yang sedang menunggul hasil.
Sedangkan yang akan dilombakan dalam beberapa hari ke depan yakni nomor terbang layang kendali radio (F3J), balap drone kendali radio (F9U), terbang layang kendali radio 2 kanal (F3J INA), dan
“Jujur, awalnya saya mendapat laporan dari atlet dan kemudian juga melihat sendiri, bahwa anginnya begitu kencang, bisa-bisa pesawat ke laut ini. Tapi Alhamdulillah, banyak berdoa, sejauh ini perlombaan berjalan lancar. Dari 12 nomor, tersisa beberapa nomor lagi,” ujarnya.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024