Medan (ANTARA) - Pasangan petenis meja ganda campuran asal Bali, Komang Sugita dan Made Sisca Pratiwi, telah menjalani masa latihan selama lima tahun hingga akhirnya bisa berbuah medali emas di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.

"Kita latihan dari 2019. Pertama kali PON itu kan 2020, karena tenis meja dicoret, jadi kita tidak bisa ikut. Ya, ini PON pertama kali buat kita berdua," kata Sisca di Medan, Minggu.

Bagi Komang dan Sisca, medali emas ini berarti banyak bagi mereka karena merupakan gabungan dari penantian-penantian panjang. Yaitu penantian dari keinginan untuk mengikuti kompetisi PON pertama kali yang langsung berbuah emas. Selain itu juga penantian bagi dunia tenis meja Provinsi Bali yang belum pernah mendapatkan medali sepanjang sejarah PON.

"Ya, penantian selama lima tahun. Dan latihan lima tahun. Akhirnya kita dapat emas juga," kata Komang menambahkan.

Komang dan Sisca menceritakan mengenai latihan keras yang mereka berdua jalani selama lima tahun tersebut yang benar-benar menguras tenaga. Atlet tenis meja pencetak sejarah bagi Bali tersebut tidak hanya berlatih teknik, namun juga fisik, dan juga mental.

Sisca menyebut biasa berlatih teknik tenis meja pada pagi dan sore hari setiap harinya. Di samping itu, mereka juga harus menjalani latihan untuk meningkatkan kebugaran fisik dengan bolak-balik naik turun ribuan anak tangga.

Baca juga: Tenis Meja - Bermain lepas jadi kunci Komang-Sisca raih emas

Untuk melatih mental dan fokus, Komang-Sisca juga dilatih untuk bisa mengejar ketertinggalan poin dalam pertandingan. "Kita dilatih nge-voor, untuk mengejar poin. Ya, sekarang agak berguna," kata Sisca.

Dalam perjalanannya menuju final, pasangan Komang-Sisca memang kerap tertinggal sampai lima poin dengan lawannya, namun mereka berhasil mengejar dan mencuri kemenangan dari lawan.

Menurut pelatih tim Bali, Deddy Dacosta, atlet-atlet mereka tidak menjalani pemusatan latihan di luar negeri sebagaimana tim dari provinsi lain melakukannya. Tim Bali hanya melakukan latihan di Denpasar dan Ubud.

Menariknya, petenis meja Bali juga dilatih kondisi mentalnya dengan menjalani metode latihan meditasi dan hypnosis untuk menjaga ketenangan hati dalam pertandingan sungguhan.

"Kita diajarin juga hypno yang kayak di Bali itu. Biar kita tenang. Yakin, tenang, kamu bisa, bisa. Anggap musuhmu itu seperti orang kecil, dan kamu besar, makanya kita harus berani," kata Komang yang memilik nama panggilan Odon.

Untuk saat ini, Odon dan Sisca masih akan menaruh fokusnya pada pertandingan di nomor ganda putra dan ganda putri pada kompetisi tenis meja PON XXI yang akan berlangsung besok.

Baca juga: Bali cetak sejarah raih emas tenis meja perdana dari ganda campuran

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024