Aceh Besar (ANTARA) - Pelatih kepala cabang olahraga dayung Provinsi Jawa Barat (Jabar) Mohammad Suryadi memberi sinyal bakal pensiun dari dunia dayung usai penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara.

"Tugas saya telah melampaui target dan akan memberi kesempatan kepada yang lain," kata Mohammad Suryadi di Kabupaten Aceh Besar, Senin.

Karier kepelatihan Mohammad Suryadi di cabang dayung terutama pada PON edisi 2024 tergolong sukses besar. Hingga Senin siang, tim Bumi Pasundan sudah mengoleksi 23 medali emas. Capaian itu melampaui hasil saat PON XX Papua pada 2021 dengan 20 medali emas, sembilan perak, dan tujuh perunggu.

Suryadi mengaku faktor yang membuatnya memilih pensiun dari kursi pelatih adalah kebutuhan untuk kaderisasi berjenjang kepada pelatih muda, termasuk kelanjutan visi dan misi hingga program jangka panjang untuk cabang olahraga dayung Jawa Barat.

"Regenerasi sangat penting dan saya juga sudah hattrick secara umum di PON Jawa Barat, PON Papua, dan PON Aceh-Sumatera Utara di cabang olahraga dayung," ujarnya.

Ia menyakini para pelatih dayung lainnya bisa melanjutkan tradisi kemenangan khususnya di cabang olahraga dayung. Apalagi, saat ini Jabar diisi oleh pelatih-pelatih andal yang sukses menyabet 23 medali emas dari sejumlah nomor yang telah dipertandingkan.

Baca juga: Dayung - Bumi Pasundan kembali tambah pundi-pundi emas

"Ada banyak pelatih Jabar yang andal dan bisa meneruskan prestasi ini," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang atlet dayung Jabar Sovia Angrum mengaku terkejut mendengar informasi Mohammad Suryadi segera pensiun dari kursi pelatih.

"Saya belum tahu dan belum mendapat kabar juga," kata Sovia di sela-sela memberikan dukungan kepada rekan-rekannya.

Menurut dia, Suryadi merupakan sosok pelatih yang rendah hati, baik namun tegas serta disiplin selama mendidik atlet-atlet dayung Bumi Pasundan.

Baca juga: Jawa Barat duetkan medali emas perahu naga PON XXI
Baca juga: Tsunami persembahkan kemenangan untuk masyarakat Papua Barat

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024