Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian kembali menemukan tepung tulang atau Meat Bone Meal (MBM) ilegal asal Amerika Serikat (AS) dan Italia, menyusul digagalkannya masukknya MBM ilegal asal Spanyol beberapa waktu lalu oleh aparat Bea Cukai Tanjung Priok. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Jumat menyatakan, pihaknya belum mengetahui jumlah MBM yang masuk dari dua negera secara pasti karena saat ini tengah mempelajari dokumen yang disertakan. "Ada dokumen impor MBM dari AS dan Itali jumlahnya belum diketahui karena masih akan dipelajari," katanya. Mengenai perusahaan yang memasukkan MBM asal Spanyol dengan menggunakan ijin Poultry Meat Meal (PMM) atau tepung unggas, Mentan secara tegas menyatakan pihaknya akan memasukkan perusahaan yang terbukti menyalahgunakan izin impor PMM ternyata isinya MBM ke dalam daftar hitam sehingga nantinya tidak akan memperoleh ijin impor PMM. Sementara itu untuk mempermudah pengawasan terhadap impor MBM yang dipergunakan industri pakan ternak, ke depan Deptan akan memberikan ijin impor bahan baku pakan tersebut dengan sistem kuota. Di tempat terpisah Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Departemen Pertanian, Syukur Iwantoro meminta pihak Bea Cukai untuk segera melakukan reekspor terhadap 181 peti kemas MBM ilegal asal Spanyol karena dikuatirkan akan menularkan penyakit ternak. "Kita minta MBM itu segera direekspor karena kalau dimusnahkan di sini nantinya dikuatirkan akan menularkan penyakit," katanya. Syukur menyatakan, 181 peti kemas atau setara 36 ribu ton MBM tersebut bisa masuk ke Indonesia karena importirnya telah memiliki Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) dari Dirjen Peternakan dengan mengklaim komoditas tersebut sebagai PMM. Selain itu ternyata produk MBM tersebut juga mendapat sertifikat kesehatan hewan atau Health Veterinary Certificate dari Spanyol sebagai PMM. Namun demikian, tambahnya, pihak karantina merasa curiga karena jika yang diimpor PMM tidak mungkin jumlahnya sebanyak itu sehingga diambil 22 sampel dari produk tersebut untuk dilakukan uji laboratorium di laboratorium Kesmavet DKI Jakarta yang hasilnya ternyata produk asal Spanyol tersebut benar-benar MBM.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006