Ia membeberkan, tenaga medis selalu bersiaga di beberapa titik lintasan, seperti di tempat pemanasan, garis finis sekaligus start, di titik lintasan 200 meter, dan 300 meter, sejak awal perlombaan atletik dimulai pada Kamis (12/9) lalu.
"Kami dari Pengurus Besar PON Wilayah Sumut, dokternya ada dua orang, perawat delapan, fisioterapinya dua, dan mobil ambulans ada dua unit," kata Fitriyani kepada ANTARA di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa.
Lebih lanjut dia membeberkan, keluhan dari atlet yang paling banyak diterima selama enam hari terakhir, adalah kram otot, sehingga penanganan yang dilakukan dengan pendinginan menggunakan es di bagian yang nyeri.
"Yang kedua, adalah cedera engkel. Kebanyakan sebelumnya mereka karena sudah pernah cedera, kalau yang tidak ada riwayat cedera, bagian engkel yang bermasalah biasanya tidak banyak," ujar dia. Fitriyani mengungkapkan, atlet yang tidak bisa menyelesaikan lomba sampai finish (DNF), biasanya karena mereka mengikuti lebih dari satu nomor pertandingan, sehingga lebih cepat lelah dari yang lain.
Sampai hari ini, lanjut dia, tim medis belum ada menemukan masalah yang serius, kecuali dari satu atlet lompat galah.
"Cuma ada satu yang kemarin cedera fraktur atau patah tulang di bagian lengan, tetapi tidak sampai ada luka terbuka, ya sederhananya retak bagian tulang lengan," kata dokter itu.
Setelah dilakukan penanganan pertama, tim medis langsung merujuk ke rumah sakit Grand Medistra di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.
Selebihnya, tambah Fitriyani, cuma penanganan kepada atlet yang kelelahan dan butuh tambahan oksigen.
Sementara itu, cabang olahraga atletik masih akan berlangsung selama dua hari ke depan atau sampai Kamis (19/9).
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024