Berlin (ANTARA News) - Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mendesak Jerman untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi ketimpangan sosial dan risiko kemiskinan, demikian menurut sebuah laporan yang diluncurkan di Berlin, Selasa.

Reformasi pada pertengahan tahun 2000-an memungkinkan Jerman untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan membuat angka penganggurannya menjadi salah satu yang terendah di antara 34 negara anggota OECD, kata laporan itu, seperti dikutip Xinhua.

Namun, ketidaksetaraan dan risiko-risiko kemiskinan tidak berkurang selama proses karena jumlah upah rendah dan karyawan sementara tumbuh pesat.

"Mobilitas kenaikan pegawai berpenghasilan rendah sebenarnya telah jatuh dalam beberapa tahun terakhir," kata laporan tersebut.

"Negara ini harus bertindak sekarang untuk memulai jalur pertumbuhan yang lebih inklusif dan tangguh," kata Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria kepada wartawan di Berlin .

Organisasi yang berbasis di Paris itu menyatakan Jerman harus melaksanakan reformasi di pasar tenaga kerja, sistem pendidikan, sektor keuangan, sistem pajak dan bidang-bidang lainnya dalam rangka mencapai target.

OECD menunjukkan Jerman harus menangani persoalan gaji dan kesejahteraan antara karyawan dengan kontrak permanen dan mereka yang bersifat sementara.

Pihaknya memuji rencana Jerman untuk memperkenalkan undang-undang upah minimum nasional 8,5 euro (sekitar 11,65 dolar AS) per jam mulai Januari 2015, namun mengkritik rencana untuk meningkatkan pensiun dan menurunkan usia pensiun bagi beberapa pegawai, mengatakan rencana itu tidak membantu untuk mengurangi risiko-risiko kemiskinan para orang tua.

OECD menyerukan lebih banyak sumber daya untuk sekolah-sekolah dengan proporsi yang tinggi dari siswa yang kurang beruntung secara sosial untuk menjamin kesempatan siswa mendapatkan pekerjaan yang baik di masa depan.

"Hubungan kuat saat ini antara latar belakang sosial dan kinerja murid sekolah serta prospek harus diputus," katanya.

Lembaga itu juga menyarankan Jerman untuk mengurangi pajak dan kontribusi kesejahteraan bagi berpenghasilan rendah dan meningkatkan pajak pada real estat.

"Pekerjaan berkualitas lebih tinggi dan akses yang lebih baik ke pasar tenaga kerja tidak hanya dibutuhkan untuk menjamin keadilan, tetapi juga merupakan kebutuhan ekonomi yang diberikan mengingat penuaan penduduk Jerman dan dampak-dampak yang diproyeksikan pada potensi pertumbuhan dan PDB jangka panjang," kata OECD.

"Sebuah pertumbuhan yang lambat pada waktu mendatang akan membuat lebih sulit bagi Jerman untuk mendanai pelayanan publik, perawatan terutama kesehatan, yang mungkin berada dalam permintaan yang lebih besar di masa depan," tambah OECD.

Menurut perkiraan OECD, ekonomi Jerman akan tumbuh sebesar 1,9 persen pada 2014 dan tumbuh 2,1 persen pada tahun depan.

(A026)


Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2014