Selain meraih medali emas, kemenangan ini menjadi balasan setelah dalam dua pertandingan terakhir, di kejuaraan nasional dan uji coba jelang PON, Annisa selalu kalah dari Arnella.
"Rasanya sih sudah nothing to lose karena saya sudah dua kali kalah sama dia di kejurnas dan event try out kemarin. Saya merasa enggak mau harga diri saya dijatuhkan di rumahnya dia. Saya ingin jatuhkan dia di rumahnya dia sendiri," ujar Annisa di Universitas Negeri Medan.
Annisa mengatakan bermain di hadapan pendukung tuan rumah tak membuat dirinya gentar. Justru ia menganggap sorak-sorai penonton jadi penyemangat untuk tampil lepas tanpa tekanan.
"Jujur kata pelatih saya, anggap saja itu bahwa teriakan itu untuk kamu, buat diri kamu. Jadi saya mikirnya, ya itu teriakan buat diri saya gitu. Jadi acuan buat saya," kata dia.
Baca juga: Karateka Jabar nazar umrahkan orang tua jika raih medali emas kedua
Di samping itu, dorongan dari seniornya, Maya Sheva, juga menjadi motivasi lebih untuk meraih medali emas pada PON kali ini. Annisa menggantikan posisi atlet nasional itu yang saat ini masih dalam masa pemulihan cedera.
"Tentunya senpai Maya adalah kakak senior saya. Dari kecil saya memang latihan bareng sama dia dan dia menyatakan bahwa saya akan menggantikan posisi dia dengan catatan harus gelar yang sama, harus juara PON," kata dia.
Saat ini tim karate DKI Jakarta masih menempati urutan pertama perolehan medali dengan lima emas, tiga perak, dan tiga perunggu. DKI Jakarta berpeluang menambah pundi-pundi emas di nomor Kumite Beregu Putra dan Putri.
Baca juga: Dukungan suporter buat Sumut mampu lewati target medali emas karate
Baca juga: Karate - Jawa Barat tambah satu medali emas kumite perseorangan -55 kg
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024