Banda Aceh (ANTARA) - Koordinator Medis Kontingen Jawa Barat (Jabar) PON XXI dr. Trias Nugrahadi, Sp.KN-TM(K) mengatakan bahwa keberadaan fisioterapis dan masseur mutlak harus ada di setiap cabang olahraga untuk memastikan kesehatan para atlet selama mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON).

“Tentu fisioterapis dan masseur itu melekat. Di hampir semua cabang olahraga, itu menjadi suatu yang mutlak disediakan untuk mereka (atlet) di tempat-tempat itu,” kata Trias saat konferensi pers di Banda Aceh, Kamis.

Kontingen Jabar sendiri memiliki pusat kesehatan (medical center) yang tersedia di venue PON, baik Sumatera Utara maupun Aceh. Meski telah tersedia medical center, tim medis Jabar tetap menurunkan fisioterapis dan masseur ke lokasi-lokasi yang jauh dari pusat kota.

“Fungsi dari teman-teman ini adalah hadir di lapangan pada saat kita persiapan apabila ada injury (cedera). Sebelum pertandingan, kita juga melakukan fisioterapis dan masseur untuk pencegahan cedera,” ujar dia.

Setelah pertandingan, para atlet juga menjalani perawatan untuk pemulihan (recovery). Ini dilakukan sekaligus sebagai persiapan mereka sebelum melakukan latihan kembali ataupun mengikuti pertandingan berikutnya.

“Itu yang utamanya, mulai dari preventif, kuratif, sampai rehabilitatifnya. Kami lakukan tiga hal ini,” tutur Trias.

Beberapa dokter spesialis juga diterjunkan pada cabang olahraga tertentu. Apabila ada atlet yang sewaktu-waktu mengalami cedera, dokter akan memberikan pertolongan pertama sebelum akhirnya memutuskan apakah atlet perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak.

Mengingat cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PON cukup beragam, Trias mengatakan bahwa cukup sulit jika harus menempatkan dokter spesialis pada setiap cabang. Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim medis Jabar pun melakukan pemisahan cabang olahraga berdasarkan risiko cedera yang timbul.

Trias menekankan, peran tim medis umum sangat penting untuk memastikan kondisi atlet saat berada di venue. Mereka pada umumnya telah dibekali pengetahuan-pengetahuan mendasar, termasuk bantuan hidup dasar (basic life support) serta penanganan pertama pada cedera yang dialami atlet.

“Kami dalam dua minggu terakhir melakukan bantuan-bantuan hidup dasar, kemudian untuk penanganan injury ringan dan penanganan injury yang harus kita lakukan dikirim ke rujuk ke rumah sakit, itu kita lakukan semua. Bahkan kami pun melakukan pemeriksaan untuk mencegah risiko cardiac death,” kata Trias.


Baca juga: Sedikitnya 13 atlet sepak takraw cedera sepanjang PON XXI
Baca juga: Kriket - Tim medis telah tangani 32 pasien
Baca juga: Dokter RS Adam Malik siap latih 100 medis yang bertugas di PON 2024
Baca juga: Kemenkes siap terjunkan tim medis sukseskan PON 2024


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024