"Antusias di sini (Sumut) bagus, ya, untuk regenerasi ke depannya. Saya harapannya bukan hanya di Sumut, mungkin di Indonesia lebih antusias karatenya dan dapat berprestasi, bisa mendunia," ujar Sandy di Universitas Negeri Medan, Deli Serdang, Kamis.
Sandy masuk dalam jajaran karateka senior di Indonesia. Ia masuk dalam ranking 201 dunia nomor Kumite -84 kg. Di level Asia Tenggara, Sandi sudah seringkali mengharumkan nama bangsa.
Pada SEA Games 2019 Filipina ia berhasil meraih perunggu. Kemudian SEA Games 2022 Vietnam menyumbang medali perak. Capaiannya sempurna ketika turun di SEA Games 2023 Kamboja dengan meraih medali emas.
Saat PON Papua ia meraih dua medali di nomor kumite beregu putra dan kumite +84 kg. Sayangnya, pada PON 2024, ia tidak bisa mengulang kesuksesannya dan hanya mampu mengumpulkan satu medali emas serta satu perunggu.
Ia menyebut bahwa regenerasi diperlukan untuk terus mempertahankan kesuksesan-kesuksesan yang telah digapai sebelumnya.
Baca juga: Meski gagal hattrick juara umum, Jabar puas dengan karateka debutan
Sandy juga bersyukur bermunculan nama-nama potensial yang bisa diikutsertakan dalam berbagai ajang kejuaraan dunia, seperti Huggies Yustisio dan Muhammad Tegar Yanuar.
"Saya sebagai senior yang sudah meraih dua medali emas sebelumnya, saya wajib untuk meregenerasi adik-adik saya. Mungkin kalau dipertahankan ini bisa lebih hebat lagi," kata dia.
Kendati demikian, Sandy masih memiliki ambisi besar di PON NTT-NTB 2028 mendatang. "Saya yakin saya masih bisa dan harapan saya masih ada untuk PON NTT-NTB," katanya.
Baca juga: Akhiri dominasi Jabar, DKI Jakarta juara umum karate PON XXI
Baca juga: Jakarta dan Jabar berbagi medali emas di hari terakhir karate
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024