Jakarta (ANTARA News) - Mabes Polri meminta pemerintah agar memperbanyak jumlah Liaison Officer (LO/perwira penghubung) Polri di kantor kedutaan besar di luar negeri, menyusul meningkatnya kejahatan lintas negara dalam beberapa tahun terakhir ini. "Di Indonesia saja, ada puluhan negara punya LO di sini. Tetapi Polri hanya punya LO di lima negara," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Paulus Purwoko, di Jakarta, Senin. Selain meningkatnya kejahatan lintas negara, katanya, LO sangat dibutuhkan karena makin banyak buronan polisi, terutama menyangkut kasus korupsi, pembalakan hutan dan kejahatan kerah putih lain yang bersembunyi di luar negeri. Polri kini hanya memiliki lima perwira penghubung, yakni di Kuala Lumpur, Bangkok, Manila, Canberra, dan Arab Saudi. "Mestinya, di semua negara ASEAN, China, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat harus ada LO. Kebutuhan di negara ini sudah sangat mendesak," kata Purwoko. Ia memberikan contoh bahwa penyerahan diri buronan pembalakan hutan, A Seng di Penang, Malaysia tidak lepas dari upaya LO yang ada di Kuala Lumpur. Purwoko mengakui kendala utama penempatan LO adalah keterbatasan dana, namun karena hal ini sudah menjadi kebutuhan, maka pemerintah harus secepatnya mempertimbangkannya. Sebelumnya, A Seng, buronan kasus pembalakan hutan di Sumatera Utara menyerahkan diri kepada LO Polri di Kuala Lumpur, Kamis (28/9) dan kini telah dibawa ke Polda Sumut untuk menjalani pemeriksaan. A Seng menjadi buronan pembalakan hutan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, sejak tahun 2005 lalu saat Operasi Hutan Lestari (OHL) tahun 2005. Di Malaysia, A Seng menyerahkan diri kepada LO KBRI, Kombes Pol Sulistyo. Lokasi penyerahan diri adalah di Penang, Malaysia. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006