Jakarta (ANTARA News) - PT Mandala Airlines menyatakan siap meremajakan seluruh armadanya dengan pesawat produksi Airbus, menyusul pembelian 49 persen saham maskapai itu oleh Indigo Partners LCC, perusahaan asal Amerika Serikat. Selain itu, kata Dirut Mandala Diono Nurjadin dalam siaran pers di Jakarta, Senin pagi, Mandala akan melakukan perubahan rute untuk meningkatkan jadwal penerbangan dan penerapan sistem manajemen baru secara menyeluruh. Mandala yang sejak 17 April 2006, 100 sahamnya dimiliki oleh PT Cardig Internasional, setelah mengakuisisi sepenuhnya dari pemilik lama, Yayasan Kostrad sekitar Rp300 miliar, kini 49 persen sahamnya dibeli Indigo. Indigo adalah perusahaan yang juga telah memiliki saham di beberapa maskapai internasional di Eropa, Asia, dan Amerika ini berkedudukan di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, dengan kantor cabang di Singapura untuk mengelola bisnis di Asia Pasifik. Menurut Diono, beberapa perbaikan yang akan dilakukan antara lain pelatihan pilot dan pramugari ke luar negeri untuk "benchmarking" standardisasi operasional secara internasional. Dari sisi administrasi dan operasional, Mandala juga akan melakukan serangkaian penyempurnaan untuk memberikan kemudahan dan fleksibilitas lebih kepada konsumen. Diono optimis dua pemegang saham Mandala Airlines ini memiliki pengalaman dan komitmen kuat untuk memajukan Mandala. Cardig International adalah perusahaan induk yang memiliki pengalaman di bidang jasa penunjang penerbangan dengan 10 anak perusahaan yang berhubungan dengan industri penerbangan dari hulu hingga hilir. Sementara Indigo membawa pengalaman pengelolaan keuangan, khususnya investasi di maskapai penerbangan di arena internasional. Kepala Biro Hukum dan Humas PT Mandala Airlines, Alex Widjojo, mengemukakan Mandala hingga saat ini mengoperasikan 14 pesawat, yang sebagian besar adalah tipe Boeing 737-200 dengan melayani jalur di 18 kota tujuan. "Setidaknya hingga akhir tahun ini, kami akan menggantikan seri Boeing 737 dengan enam pesawat Airbus A-320," kata Alex. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006