Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Senin pagi ditutup turun mengikuti penurunan bursa Wall Street dan regional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. IHSG sesi pagi ditutup turun 6,105 poin atau 0,40 persen menjadi 1.528,510 dan Indeks LQ45 melemah 1,829 poin atau 0,54 persen di level 334,636. Analis Riset dari PT Paramitra Alfa Sekuritas, dalam Fokus Pagi, Senin, mengatakan bahwa turunnya bursa AS dan regional telah menekan indeks. Selain itu, lanjutnya, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi sentimen negatif bursa pada Senin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, melemah tipis menjadi Rp9.230/9.235 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu yang tercatat Rp9.217/9.235 per dolar AS. Dia juga mengungkapkan bahwa pasar saat ini dalam keadaan 'overbought' (kelebihan beli) setelah pekan lalu mengalami kenaikan cukup tinggi, sehingga rawan koreksi. Namun, katanya, pasar hari ini masih berpeluang naik karena siang ini akan diumumkan inflasi bulan September. Inflasi yang diperkirakan naik sedikit, sekitar 0,4 persen, masih dinilai wajar dan akan menimbulkan harapan terhadap Bank Indonesia untuk kembali menurunkan suku bunganya pada 5 Oktober mendatang dalam Rapat Dewan Gubernur. Namun, saham yang naik masih mendominasi, yakni 53 dibanding 44 yang turun dan 61 tidak berubah. Transaksi mencapai 10.564 kali dengan volume 599,688 juta saham dan nilai Rp453,632 miliar. Penurunan indeks ini lebih disebabkan oleh turunnya saham Telkom (TLKM), Indosat (ISAT) dan Astra Internasional (ASII). TLKM terkoreksi Rp100 menjadi Rp8.350, ISAT turun Rp150 ke poisisi Rp5.000 dan ASII anjlok Rp350 di harga Rp12.100. Sementara saham sektor perbankan masih bertahan dan cenderung naik mengantipasi penurunan suku bunga. Saham Bank Mandiri (BMRI) naik Rp25 menjadi Rp2.350, Bank BRI (BBRI) dan Bank Danamon (BDMN) stagnan. BBRI bertahan di Rp4.900 dan BDMN Rp5.300. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006