Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertahanan (Dephan) menegaskan bahwa Eric Wotulo, purnawirawan Brigadir Jenderal (Brigjen) korps marinir TNI Angkatan Laut (AL) yang ditangkap aparat keamanan Amerika Serikat (AS) dengan dugaan penyelundupan senjata, bukan rekanan bagi pengadaan senjata untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Yang bersangkutan adalah pensiunan, dan kami tidak ada sangkut paut dengannya, terkait pengadaan senjata api pengembangan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI," kata Direktur Jenderal Sarana Pertahanan (Dirjen Ranahan) Dephan, Marsekal Muda Slamet Prihantino, di Jakarta, Senin. Oleh karena itu, menurut dia, pihaknya tidak akan melakukan pengecekan ulang terhadap yang bersangkutan, karena pria kelahiran Sulawesi Utara pada 59 tahun silam itu tidak tercatat sebagai rekanan Dephan. "Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah AS, karena mereka yang melakukan penangkapan dan penyidikan lebih lanjut. Tetapi, yang jelas, kami tidak akan melakukan pengecekan ulang, karena Eric tidak pernah tercatat sebagai rekanan," ujarnya. Dephan hanya mengadakan senjata bagi pengembangan kekuatan alutsista TNI melalui kredit ekspor, sedangkan untuk pengadaan senjata dalam skala kecil dalam rangka pembinaan kekuatan langsung dilakukan antara Mabes TNI atau mabes masing-masing angkatan, demikian Slamet Prihantino. Sebelumnya, Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, menegaskan pula bahwa Eric yang mengawali karir militernya sebagai Komandan Kompi Tank Intai Amfibi (Taifib) Marinir itu bukan rekanan TNI dalam pengadaan senjata. "Yang jelas, yang bersangkutan bukan rekanan TNI. Namun begitu, kami akan tetap menyelidiki kasus ini," katanya. Eric dan tiga warga negara Indonesia lainnya, yakni Haji Subanji (69), Reinhard Rusli (34) dan Helmi Soedirja (33), ditangkap agen federal AS dengan dugaan penyelundupan senjata, pertengahan pekan lalu. Bersama Eric dan kawan-kawan ditangkap pula dua warga asing lainnya, Haniffa osman (55) warga Singapura dan Thirunavukarasu (36) dari Srilangka. Beberapa jenis senjata yang akan diselundupkan itu, seperti peluncur granat dan Night Vision Google (NVG), dan menurut rencana dikirim kepada kelompok Macan Tamil Elam di Srilangka. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006