Moskow (ANTARA News) - Moskow sedang mempertimbangkan mengakhiri kontraknya sebesar 3,4 miliar dolar AS dengan produsen pesawat terbang Kanada, Bombardier, untuk membangun pesawat Q400 dan
pembangunan pabrik perakitan di Rusia, kata Menteri Industri Rusia, Kamis.

Kepala Unit Industri Penerbangan Bombardier, Guy Hachey, mengisyaratkan kesepakatan pada Agustus 2013 dengan Rostec, perusahaan milik negara Rusia, terancam karena adanya sanksi Kanada terhadap Rusia.

Sanksi yang diberlakukan oleh Kanada terhadap beberapa pejabat Rusia karena peran mereka dalam krisis Ukraina mempengaruhi pembicaraan mengenai kesepakatan itu, kata Hachey.

"Mengenai apakah Bombardier Q400 bebas dari situasi politik ... adalah pertanyaan tentang apakah akan melanjutkan atau mengakhiri proyek tersebut," kata Menteri Perindustrian Rusia Denis Matourov kepada kantor berita Rusia Ria Novosti di sela-sela Forum Ekonomi Internasional, Saint Petersburg, Kamis, seperti dikutip dari AFP.

"Kami telah meninjau harga dengan Rostec, mengingat yang diajukan oleh pihak Kanada saat ini tinggi," katanya beralasan.

Namun Kepala perusahaan milik negara Rostec, Sergey Chemezov, mengatakan negosiasi masih berlangsung.

Barat telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia dan mengancam sanksi lebih besar atas perannya dalam mengobarkan kerusuhan di Ukraina timur setelah Moskow menganeksasi semenanjung Krimea di Laut Hitam.

Musim panas lalu Bombardier menandatangani nota kesepakatan dengan Rostec mempersiapkan rencana membuka unit produksi bersama untuk pesawat Q400 NextGen di wilayah Ulyanovsk di Volga.

Kesepakatan itu juga termasuk penjualan hingga 100 pesawat turboprop Q400 senilai 3,4 miliar dolar AS (2,5 miliar euro).

(A026)

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2014