Jakarta (ANTARA News) - Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapenas Paskah Suzetta mengharapkan Bank Indonesia (BI) terus menurunkan tingkat BI rate sehingga akhir tahun paling tidak mencapai 10 persen. "Dalam RAPBN 2007, kita canangkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan adalah 8,5 persen. Tentunya BI rate harus mengarah ke sana. Minimal sampai akhir tahun sepuluh persen, jadi masih harus ada penurunan sampai akhir tahun," kata Paskah Suzetta di Gedung Bappenas Jakarta, Senin malam. Ia mengakui, penurunan BI Rate dalam 2006 ini tidak bisa dilakukan sekaligus tetapi harus dilakukan secara bertahap sehingga tidak menimbulkan gejolak di pasar. "Saya tidak tahu persis bagaimana perhitungannya, tetapi harus ada penurunan," katanya. Terakhir pada September 2006, BI menurunkan BI Rate sebesar 50 basis poin dari sebelumnya 11,75 persen menjadi 11,25 persen. Menurut Paskah, tuntutan penurunan BI Rate itu sejalan dengan tingkat atau laju inflasi yang cenderung turun dari waktu ke waktu. "Memasuki bulan puasa pada September ini, pengaruh inflasinya tidak begitu signifikan kemungkinan karena kita sudah menyediakan kebutuhan konsumsi sehingga harga-harga masih terkendali," katanya. Pihaknya belum dapat memperkirakan bagaimana dampak hari raya Idul Fitri dan Natal pada tahun 2006 terhadap laju inflasi. "Tapi kita konsisten dengan perhitungan di Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan APBNP 2006 yang menetapkan laju inflasi sebesar 8,0 persen. Itu merupakan angka yang moderat," katanya. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada September 2006 sebesar 0,38 persen dibanding Agustus 2006 sebesar 0,33 persen. Inflasi kalender 2006 (Januari-September 2006) sebesar 4,06 persen, dan inflasi year on year (YoY) sebesar 14,55 persen dibanding pada Juli 2006 sebesar 15,15 persen. Sementara itu, Menko Perekonomian Boediono mengatakan, merupakan indikator yang baik bagi perekonomian jika laju inflasi saat ini menunjukkan kecenderungan menurun. "Itu bagus, uang Rp10 ribu akan lebih berharga, karena dengan harga stabil bisa dapat lebih banyak," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006