Batam (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat mengatakan akan mengupayakan insentif untuk PT Resteel Indonesia pascapeletakan batu pertama (ground breaking) pabrik pengolahan baja khusus di Batam, Kepulauan Riau dan Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

"Pasti kami kasih. Saya bisa hampir memastikan bahwa akan dipenuhi keinginannya. Karena dia (Resteel) juga memenuhi kebutuhan Indonesia," ujar Menperin MS Hidayat di Batam, Jumat.

Menperin mengatakan bahwa Resteel telah mengajukan insentif berupa tax holiday dan kebijakan penghapusan bea masuk untuk pengiriman 10 line mesin dari Tiongkok.

"Dia (Resteel) mengajukan tax holiday, sedang kami proses. Kemudian juga bea masuk untuk mesin-mesinnya, yang memang belum bisa dibuat, karena mesinnya juga baru dibikin di Tiongkok sendiri," kata Menperin.

Menurutnya, terdapat enam perusahaan asal Tiongkok yang berinvestasi di industri aneka tambang dengan total sekitar 10 miliar dollar AS pascapenetapan Undang-Undang No.4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.

Oleh karena itu, lanjut Menperin, ia khusus memberi apresiasi kepada Tiongkok bahwa mereka tanpa ragu-ragu berinvestasi di Indonesia setelah mengetahui bahwa ekspor bahan tambang mentah dihentikan.

Menperin mengatakan, investasi ini penting karena merupakan refleksi dari dukungan pemerintah Tiongkok untuk mendukung dan mengawal Undang Undang tersebut.

PT Resteel Industry Indonesia merupakan gabungan dari dua perusahaan besar Indonesia dan Tiongkok, yakni PT Trinusa Group dan PT Haixin Iron and Steel Group.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2014