Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan defisit neraca perdagangan April yang mencapai 1,96 miliar dolar AS, tidak akan terjadi pada bulan-bulan berikutnya, karena kondisi tersebut merupakan fenomena sementara.

"Ini trennya temporer, karena ini lebih didorong hal-hal menjelang puasa," katanya di Jakarta, Senin malam.

Chatib mengharapkan pada bulan selanjutnya, ekspor akan kembali meningkat dan impor terutama dari komponen elektronik akan menurun, sehingga neraca perdagangan terjaga sepanjang tahun dan kembali mencapai surplus.

"Mudah-mudahan (bulan berikutnya) tidak akan sebesar ini, karena impor akan lebih rendah dan angka ekspor bisa lebih baik," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama April 2014 defisit 1,96 miliar dolar AS, yang merupakan selisih nilai total ekspor sebesar 14,29 miliar dolar AS, dan total impor senilai 16,29 miliar dolar AS.

Impor terbesar disumbangkan oleh mesin dan peralatan mekanik sebesar 8,58 miliar dolar AS serta mesin dan peralatan listrik senilai 6,08 miliar dolar AS, utamanya yang berasal Jepang, Korea Selatan dan Singapura.

"Tingginya impor didorong melonjaknya permintaan terhadap mesin dan peralatan mekanik. Peralatan elektronik seperti ponsel dan tablet menjadi pemicunya," kata Kepala BPS Suryamin.

Selain itu, impor yang terjadi sepanjang April 2014 juga terkait dengan maraknya pasokan barang makanan olahan luar negeri seperti mentega, gula, keju, susu serta daging sapi, menjelang puasa dan lebaran yang jatuh pada akhir Juni.

Sementara, kontribusi ekspor Indonesia berasal dari bahan bakar mineral sebesar 7,49 miliar dolar AS serta lemak dan minyak hewan serta nabati senilai 6,41 miliar ke negara tujuan China, Amerika Serikat maupun Jepang.

Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia Januari-April 2014 masih tercatat defisit 894 juta dolar AS, dari total ekspor kumulatif sebesar 58,5 miliar dolar AS dan total impor kumulatif senilai 59,4 miliar dolar AS.

(S034/B012)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014