New Yorka (ANTARA News) - Harga minyak berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), karena data ekonomi bervariasi dan tanda-tanda produksi minyak mentah lebih tinggi dari anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) .

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 24 sen menjadi ditutup pada 102,47 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli merosot 58 sen menjadi menetap di 108,83 dolar AS per barel di Intercontinental Exchange, London.

Data yang lemah dari zona euro menekan sentimen. Sebuah indeks komposit aktivitas manufaktur untuk zona euro jatuh ke posisi terendah dalam enam bulan terakhir pada 52,2, menurut Markit Economics.

Laporan zona euro yang mengecewakan menunjukkan "tidak ada tanda-tanda tertentu dari akselerasi ekonomi yang lebih luas bahwa akan ada sinyal permintaan minyak yang lebih kuat dari yang diharapkan," kata sebuah catatan dari analis Citi Futures, Tim Evans.

Namun laporan zona euro yang buruk diimbangi dengan bukti aktivitas yang di Tiongkok, konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Indeks manajer pembelian (PMI) aktivitas manufaktur resmi Tiongkok mencapai 50,8 pada Mei, tertinggi lima bulan terakhir, naik dari 50,4 pada Maret.

"Sepertinya ekonomi Tiongkok bergantung di sana," kata John Kilduff dari perusahaan lindung nilai (hedge fund) Again Capital.

Kilduff mengatakan perkiraan produksi OPEC Mei yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan produksi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, dekat atau di atas tingkat 30 juta barel per hari, meskipun ada gangguan produksi di Libya dan Nigeria.

Pada tingkat itu, OPEC mampu meredam harga, katanya.

Para menteri OPEC akan bertemu di Wina, Austria, untuk membahas target produksi pada 11 Juni. Pasar memperkirakan bahwa produksi OPEC akan naik 75.000 barel per hari menjadi rata-rata 29,988 juta barel pada bulan lalu.

Kabar bahwa pelabuhan ekspor minyak di Libya akan segera dibuka kembali menempatkan harga minyak mentah di bawah tekanan.

Pelabuhan Hariga di Libya diharapkan akan dibuka kembali dalam waktu dua hari setelah pemerintah menyetujui kenaikan gaji untuk para penjaganya.

Libya telah menjadi produsen terkecil di OPEC selama tahun lalu, karena kerusuhan telah mengganggu produksi dan pengiriman. Pasar memproyeksikan bahwa beberapa ratus ribu barel minyak mentah Libya akan mengalir ke pasar internasional pada tahun ini.

Harga minyak mentah juga bergerak turun karena dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya. Dolar AS menguat terhadap mata uang utama pada Senin setelah data manufaktur AS terkoreksi dan menunjukkan ekspansi stabil. Semakin kuat dolar membuat harga minyak mentah lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. Demikian laporan AFP, Xinhua.

(Uu.A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2014