Jakarta (ANTARA News) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI), Wiryati Sukamdani di Jakarta, Rabu, mengatakan tingkat okupansi hotel di DKI Jakarta sampai minggu kedua bulan Ramadhan anjlok hingga 50 persen. "Kondisi ini hampir sama dengan penurunan okupansi hotel di tingkat nasional sebesar 55 persen," katanya. Pada bulan Ramadhan menjadi terjadi penurunan tingkat okupnasi hotel karena sebagian besar orang mengurangi kegiatan bepergian, demikian halnya dengan instansi dan perusahaan yang mengurangi kegiatan rapat atau seminar yang biasanya di gelar di hotel. Peryataan PHRI tersebut dibenarkan sejumlah pengelola hotel di Jakarta. PR Manager Millenium Hotel Sirih Jakarta, Megasari Rustianty, mengatakan tingkat okupansi hotel berbintang empat itu pada minggu pertama sampai minggu kedua bulan Ramadhan menurun hingga 40 persen. "Kondisi penurunan tingkat okupnasi memasuki bulan ramadhan rutin terjadi setiap tahun, namun kami sudah melakukan berbagai antisipasi dengan menggelar paket promo untuk mendongkrak angka okupansi," katanya. Kondisi yang sama terjadi di Hotel Sofyan Betawi yang terletak di Jl Cut Meutia, Jakarta Pusat. Hotel yang terletak di kawasan bisnis dan perkantoran ini juga mengalami penurunan tingkat okupansi hingga 40 persen. "Secara regional hotel-hotel di kawasan Menteng yang terdekat dengan hotel kami juga mengalami penurunan tingkat okupansi hingga 47 persen," kata Marketing dan Public Relations Hotel Sofyan Betawi, Ruhadi Widiargo. Terkait kondisi tersebut berbagai program promosi untuk menarik tamu di gelar hotel-hotel berbintang terutama yang berada di kawasan perkantoran dan pusat bisnis. Beberapa program tersebut diantaranya paket menginap plus menu sahur dan buka puasa, bazar kebutuhan lebaran, tarawih bersama, dan potongan harga saat menginap di bulan Ramadhan. "Kami menyediakan menu takjil untuk membatalkan puasa sekaligus menu buka puasa lengkap di restauran hotel," kata Megasari.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006