Bogor (ANTARA News) - Sejumlah petani yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) wilayah Bogor menyatakan mendukung calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Yusuf Kalla karena berharap mereka bisa memajukan agraria.

Puluhan petani dari perwakilan 12 kelompok tani di wilayah Bogor ini mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi-JK di salah satu restoran di kota Bogor, Selasa.

"Selama puluhan tahun kami menjadi petani, kami merasakan kesulitan akan tersedianya lahan, bibit pertanian dan pupuk," ujar Jayadi, wakil kelompok tani dari Leuwiliang.

Menurut Jayadi, petani membutuhkan lahan pertanian memadai untuk digarap sehari-hari demi menghidupi anak dan istri.

Jayadi mengaku, tanah pertanian yang ia garap bukanlah milik, tapi disewa dari pemilik bukan warga Bogor.

Sehari-hari ia bekerja memanen hasil lalu menjualnya langsung ke pasar. Hasil jualan hasil pertanian dikumpulkan untuk membayar sewa tanah.

Menurutnya, banyak lahan pertanian yang sudah dialihfungsikan menjadi perumahan, vila dan perkebunan kayu.

"Kami yakin Jokowi-JK bisa membawa perubahan perubahan bagi para petani," ujarnya.

Hal senada disampaikan Anwar (55), ketua 12 Kelompok Tani Desa Karekel, Leuwiliang, yang berharap presiden terpilih nanti memperhatikan kesejahteraan pertani.

Dia mengeluh bahwa selama ini sulit mendapatkan bantuan untuk petani. Lahan terus diambil alih, serta sulitnya mendapatkan pupuk dan bibit.

"Kami melihat Jokowi memiliki visi dan misi yang berpihak kepada petani. Cara kerjanya nyata turun langsung ke lapangan. Kami yakin Jokowi bisa membawa perubahan di sektor pertanian," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Sargih menargetkan kemenangan untuk pasangan Jokowi-JK sebesar 65 persen di wilayah Bogor.

Menurutnya, Jokowi adalah sosok yang jujur, sederhana dan merakyat sehingga banyak disukai masyarakat.

"Kami melihat program kerja Jokowi akan menyediakan 9 juta hektar lahan, pembangunan irigasi, pendirian 1.000 desan berdaulat benih, pasar rakyat, bank petani serta pembebasan impor, ini yang dibutuhkan oleh petani," ujar Henry.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2014