Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan optimistis defisit transaksi berjalan sepanjang 2014 berada di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) kendati neraca perdagangan April mengalami defisit.

"Saya harus menyampaikan bahwa pada 2013 defisit transaksi berjalan ada di 3,3 persen. Pada 2014 kita lihat perbaikan, di kuartal pertama ada di kisaran 2,06 persen. Sepanjang tahun kita harapkan ada di bawah 3 persen," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui usai rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Jakarta, Selasa.

Saat ditanyai mengenai kisaran defisit transaksi berjalan pada 2014, Agus sendiri enggan menyampaikannya. Ia hanya menyebutkan defisit transaksi berjalan tidak lebih dari 3 persen.

"Saya hanya bisa sampaikan (defisit transaksi berjalan) di bawah 3 persen. Tidak ada range (kisaran)," ujar Agus.

Sebelumnya, tren perbaikan kinerja transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat terus berlanjut pada triwulan I-2014. Defisit transaksi berjalan turun dari 4,3 miliar dolar AS (2,12 persen dari PDB) pada triwulan IV-2013 menjadi 4,2 miliar dolar AS (2,06 persen dari PDB) pada triwulan I-2014. Perbaikan ini bersumber dari penurunan impor barang dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan.

Neraca perdagangan Indonesia pada April 2014, sesuai dengan publikasi BPS, mengalami defisit sebesar 1,96 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya mencatat surplus sebesar 0,67 miliar dolar AS.

Kinerja neraca perdagangan tersebut dipengaruhi oleh neraca perdagangan nonmigas April 2014 yang berbalik dari surplus menjadi defisit, meskipun defisit neraca perdagangan migas tercatat lebih rendah dibandingkan kondisi Maret 2014.

Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan April 2014 tersebut masih sesuai dengan pola musiman antara lain terkait dengan meningkatnya permintaan menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.

Kondisi ini diperkirakan akan kembali membaik didorong oleh meningkatnya aktivitas ekspor sejalan dengan perbaikan ekonomi global.

Bank Indonesia sendiri juga akan terus mencermati risiko global dan domestik yang dapat mempengaruhi prospek defisit transaksi berjalan dan ketahanan eksternal.
(C005/I007)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014