Islamabad (ANTARA News) - Polisi Pakistan menemukan dua roket dan peluncur dekat gedung parlemen di ibukota Islamabad, Kamis, sehari setelah satu ledakan di sebuah taman dekat kediaman Presiden Pervez Musharraf di sebuah kota terdekat. Roket-roket itu ditemukan di sebuah jalur hijau jalan dari parlemen dan gedung-gedung utama. "Kami menemukan dua roket serta peluncur-peluncur," kata seorang pejabat polisi, yang berbicara tidak bersedia disebutkan namanya. "Roket-roket itu telah dijinakkan." Tidak ada sidang di Parlemen hari itu. Polisi an tentara menutup jalan-jalan menuju gedung parlemen dan penyelidikan telah dimulai, kata seorang perwira senior polisi. Persis di belakang parlemen itu adalah tempat kediaman resmi presiden dan perdana menteri. Akan tapi, tidak segera jelas apakah Presiden Musharraf atau PM Shaukat Aziz berada di sana. "Kami telah menahan beberapa orang untuk diperiksa," kata perwira senior polisi. Peluncur-peluncur itu ditemukan sehari setelah sebuah bom kecil meledak di sebuah taman dekat kediaman tentara pengawal Musharraf di kota garnisun Rawalpindhi, dekat Islamabad. Militer mengatakan ledakan itu tidak ada hubungannya dengan Musharraf atau rumah para pengawalnya di mana ia tinggal Musharraf, yang kerjasamanya dengan AS dalam perangnya melawan terorisme menempatkan dirinya pada urutan pertama dalam daftar orang yang akan diserang Al Qaeda itu, selamat dari dua usaha pembunuhan Desember 2003. Presiden Pakistan itu akhir pekan lalu pulang dari kunjungan ke luar negeri selama tiga pekan , di mana ia meluncurkan biorgrafinya "In the Line of Fire" dan melakukan perundingan dengan Presiden AS George W.Bush. Musharraf memangku jabatan panglima militer sejak berkuasa dalam kudeta tidak berdarah tujuh tahun lalu, dan dikecam oleh negara-negara demokrasi penting di seluruh dunia sampai ia ikut dalam panggung dunia setelah serangan-serangan 11 September 2001 terhadap AS. Bush membujuk Musharraf untuk membantu pasukan invasi pimpinan AS yang mengulingkan rejim Taliban di Afghanistan karena menampung Al Qaeda dan pemimpinnya Osama bin Laden, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006