Pada pertandingan yang diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah, Senin, Ni Nengah Widiasih yang mewakili kontingen Bali berhasil mengangkat beban hingga 95 kg. Angka ini memecahkan rekor sebelumnya 90 kg.
Terkait capaian tersebut, ia yang masuk kelas 45 kg mengaku senang. Apalagi, ia baru pulih dari cedera yang dialaminya setelah mengikuti Paralimpiade Paris 2024.
"Saya banyak istirahat karena kondisi masih cedera. Jadi cuma latihan ringan," katanya.
Ia juga mengaku tidak banyak melakukan persiapan mengingat baru pulang dari Paralimpiade Paris 2024.
"Persiapan enggak banyak, latihan juga kayak warming up saja seminggu beberapa kali. Jadi tidak ada persiapan gimana-gimana karena kondisi masih cedera, jadi ingin cepat pulih," katanya.
Di bawah Ni Nengah ada Lina dari Kalimantan Timur yang berhasil mengangkat beban seberat 64 kg dan Nurhaeni dari Jawa Barat dengan capaian 58 kg.
Baca juga: Peparnas Solo jadi panggung terakhir Erlansyah
Sementara itu, Eneng Paridah dari Jawa Barat yang turun di kelas 41 kg berhasil memecahkan rekor dengan beban seberat 77 kg.
"Sebelumnya, Peparnas yang lalu 71 kg dan alhamdulilah tadi bisa mengangkat 77 kg," katanya.
Ia mengaku sudah mempersiapkan diri untuk bisa tampil maksimal pada Peparnas kali ini.
"Latihan semaksimal mungkin, jaga kondisi dan kesehatan. Insyaallah ke depan bisa tetap mempertahankan prestasi ini untuk Jawa Barat. Pemecahan rekor ini sesuai target pribadi saya," katanya.
Di bawah Eneng ada Vivi Utami dari Kalimantan Barat dengan capaian 70 kg dan atlet asal DIY Yuni Dwi Kristanti dengan angkatan 67 kg.
Baca juga: Sakit pinggang tak halangi Tiwa raih emas Peparnas 2024
Baca juga: Riadi Saputra buka keran perburuan medali Sumut di Peparnas 2024
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024