Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, menguat tipis menjadi Rp9.205/9.210 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada Rp9.208/9.210 per dolar AS atau naik tiga poin. "Rupiah masih mendapat sentimen positif dari pasar lokal, sehingga pergerakannya meningkat meski tidak besar, karena tertahan melemahnya yen terhadap dolar AS," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Yusuf, di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan kenaikan rupiah yang relatif kecil juga terlihat dari harga tertinggi dan terendah dalam penjualan hari ini berada dalam kisaran sempit yang menunjukkan bahwa spekulasi beli hanya terjadi dari pelaku lokal. Meski demikian, kenaikan rupiah yang terjadi pada hari sebelumnya masih berlanjut, sekalipun dolar AS di pasar regional menguat terhadap mata uang utama Asia lainnya, katanya. Rupiah, lanjut Yusuf, mengalami kenaikan karena spekulasi beli pelaku lokal dalam jumlah yang kecil. Sementara pelaku asing saat ini sedang menunggu data tenaga kerja AS yang akan menunjukkan kesehatan ekonomi AS dan apakah bank sentral AS (The Fed) pada tahun depan jadi menurunkan suku bunganya. Ditanya mengenai BI Rate, Yusuf mengemukakan penurunan BI Rate sebesar 50 basis poin menjadi 10,75 persen memberikan tanda positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, namun pertumbuhan itu belum signifikan, apabila belum didukung oleh sekto rill. Penurunan BI Rate belum diimbangi oleh turunnya tingkat suku bunga kredit bank yang masih berkisar di level 15-16 persen, untuk itu diharapkan BI terus menurunkan suku bunga hingga berkisar di level 8,5 perse hingga 9 persen sehingga suku bunga kredit bisa berkisar antara 12 sampai 13 persen, katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006