Palangka Raya (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggunakan teknologi asal Jerman untuk mempercepat pembangunan jalan Trans Kalimantan poros tengah dengan penghematan anggaran sebesar Rp7 miliar.

"Perbaikan jalan sepanjang 6,5 kilometer seharusnya menghabiskan anggaran sekitar Rp26 miliar namun menjadi Rp18 miliar lebih," kata Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang saat memantau perbaikan jalan Trans Kalimantan Poros Tengah di desa Tumbang Samba Kabupaten Katingan, Rabu.

"Teknologi itu bernama Wirgent dan Kalteng merupakan provinsi pertama yang menggunakannya di Indonesia. Jadi, saya senang dan optimistis kualitas jalan di Kalteng akan semakin baik dengan adanya teknologi tersebut," tambah Teras.

Teknologi Wirgent tersebut berfungsi memadukan antara semen dan tanah tanpa menggunakan batu dengan kekuatan tekanan hingga 30 ton, sehingga kualitas jalan yang diperbaiki semakin solid.

Orang nomor satu di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" itu mengatakan akan terus menggunakan teknologi asal Jerman tersebut, khususnya di jalan yang dianggap membutuhkan penanganan khusus.

"Saya sejak tahun 2005 memberikan perhatian khusus terhadap infrastruktur jalan di Kalteng. Jadi, teknologi Wirgent ini sangat membantu karena selain menghemat anggaran juga mempercepat pengerjaannya," tambah Teras.

Gubernur Kalteng mengatakan sengaja memantau kembali pembangunan jalan poros tengah yang menghubungkan Kalimantan Timur, Kalteng dan Kalimantan Selatan untuk melihat langsung cara kerja teknologi Wirgent.

"Saya harus merasakan langsung bagaimana kekuatan jalan yang dikerjakan dengan teknologi Wirgent ini. Ternyata memang luar biasa, dan ini harus terus dipergunakan di Kalteng," demikian Teras.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalteng Leonard S Ampung mengatakan teknologi Wirgent tersebut memiliki berbagai macam fungsi. Mulai dari mencampur tanah dengan semen, juga langsung mengaspal jalan dan lainnya.

"Teknologi dari Jerman itu sangat cocok dipergunakan untuk memperbaiki jalan di Kalteng karena keterbatasan batu. Hemat anggaran, mempersingkat waktu dan ramah lingkungan," demikian Leonard. (*)

Pewarta: Jaya Wirawana Manurung
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2014