Jakarta (ANTARA News) - Anggota Tim advokasi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Habiburokhman akan melaporkan calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas pernyataannya yang dinilai menyindir Prabowo Subianto sebagai "capres dor".

"Pada Kampanye di Lapangan Komplek Adat Mamuju Sulawesi Barat, Kamis 12 Juni 2014 Jusuf Kalla mengajak masyarakat memilih pasangan capres-cawapres nomor urut dua yakni dirinya dan Joko Widodo, bukan capres dor," kata Habiburokhman melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Habiburokhman juga menunjuk komentar JK yang meminta agar masyarakat jangan memilih Capres yang suka "dor", karena nanti Mamuju membayangkan era 60-a di mana masyarakat menderita karena "dor-dor".

"Dia juga mengatakan kalau salah kritik kami, tidak didor. Kami tidak kenal dor," katanya menirukan JK.

Menurut Habiburokhman sebutan "Capres dor" dari JK jelas mengarah kepada Capres nomor urut satu Prabowo Subianto karena pilpres hanya diikuti dua pasang kontestan.

"Jika dia menyebut capres lain berarti yang dimaksud ya Prabowo Subianto," kata dia.

Dia menelaah, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagaimana bisa diakses di situs www.kbbi.or.id, kata "dor" diartikan sebagai bunyi letusan senapan atau senjata, dan kata "dor-dor" berarti letusan senapan yang salih bersahutan.

Sementara era 60-an adalah terjadi pemberontakan politik G 30S/PKI di mana banyak korban rakyat sipil berjatuhan.

"Penyebutan Prabowo sebagai Capres dor berarti mengidentikkan Prabowo sebagai orang yang suka menggunakan senjata untuk menyelesaikan masalah, antikritik dan tidak bisa menerima perbedaan pendapat," nilai Habiburokhman.

Padahal, klaim dia, Prabowo adalah  sosok pimpinan militer  tegas dan lugas, namun bukan berarti antikritik dan gemar menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan perbedaan.

"Tindakan JK diduga melanggar Pasal 41 ayat (1) UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pilpres yang berbunyi pelaksana, petugas, peserta kampanye dilarang menghina seseorang atau pasangan calon lain," ujar dia.

Dia berharap JK bisa lebih santun dalam berpolitik dan mengharapkan Bawaslu segera menindaklanjuti laporannya itu untuk mencegah terjadinya gesekan antara para pendukung.

"Massa tingkat grass root sangat mudah terprovokasi. Dikhawatirkan bisa terjadi gesekan fisik antarpendukung capres-cawapres jika kaum elit terus mengeluarkan statement panas tanpa terkendali," ucap dia.



Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2014