Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan defisit APBN 2006 hanya akan mencapai 1,0 persen atau lebih rendah dari perkiraan semula sebesar sekitar 1,2 persen. "Mungkin sekitar 1,0 persen karena kemarin ada perkiraan jumlah anggaran yang tidak bisa terbelanjakan sekitar 0,2 persen dari PDB, berarti ya sekitar 1,0 persen. Tapi itu baru perkiraan," kata Sri Mulyani usai berbuka puasa bersama wartawan di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, Jumat malam. Ia menyebutkan, ada sejumlah departemen/lembaga yang melaporkan bahwa pengeluaran mereka lebih efisien sehingga ada kelebihan anggaran. Sejumlah departemen/lembaga juga mengajukan perubahan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) sehingga kelebihan anggaran bisa digunakan. "Kalau indikasinya seperti itu dan defisitnya lebih kecil, kita berbesar hati karena itu indikasi bagus, artinya dapat mengurangi pengeluaran yang tidak efisien," katanya. Menurut dia, jika seandainya tak terbelanjakan memang ada kemungkinan defisit lebih kecil dari defisit yang direncanakan di APBNP 2006 sekitar 1,2 persen. Sebelumnya Ditjen Perbendaharaan melaporkan, realisasi angka defisit APBN hingga 29 September 2006 mencapai mencapai Rp13,235 triliun di mana realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp390,242 triliun dan belanja negara sebesar Rp403,478 triliun. "Memang sudah ada defisit Rp13 triliun lebih, tetapi dari sisi financingnya tidak ada masalah. Itu masih bisa ditutup dari pembiayaan yang ada," kata Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan, Mulia Nasution. Ia menyebutkan, salah satu sumber pembiayaan defisit adalah penerbitan surat utang negara (SUN). Penerbitan SUN merupakan sumber pembiayaan dalam negeri.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006