"Tirta Jenggala memutuskan dukungannya ke Jokowi-JK dengan harapan dapat membantu masyarakat desa dalam pembangunan air bersih dan sanitasi pedesaan di Indonesia," kata Koordinator Nasional Tirta Jenggala, Sardi di Jenggala Center, Jakarta, Minggu.
Menurut Sardi, kondisi akses air bersih dan sanitasi di pedesaan Indonesia yang relatif masih rendah dimana target MDGs 2015 hanya 65,81% (air bersih) dan 55,55% (sanitasi), maka perlu upaya yang kreatif dari pemerintah baru untuk lebih memperhatikan pembangunan air bersih dan sanitasi sebagai salah satu prioritas utama.
"Akses air bersih dan sanitasi yang rendah ini berdampak pada tingginya kematian bayi akibat penyakit terkait buruknya layanan dan sarana air bersih dan sanitasi," ujarnya.
Dampak lain, lanjutnya adalah pertumbuhan ekonomi yang terhambat karena banyak masyarakat, wanita dan anak-anak harus menyisihkan waktu lebih hanya sekedar untuk mengambil air dari sumber air yang jauh dan layak.
"Tirta Jenggala ingin berdiri mandiri untuk fokus dalam upaya penyadaran, advokasi dan pendampingan program air bersih dan sanitasi. Dengan pengalaman anggota Tirta Jenggala yang terlibat langsung dalam pemberdayaan masyarakat di bidang air bersih dan sanitasi yang tersebar di lebih dari 200 kabupaten di 32 propinsi, maka Tirta Jenggala berharap dapat berkontribusi lebih dan membantu pemerintah untuk mensukseskan program ini," jelasnya.
Dalam catatan Tirta Jenggala, target MDGs masih merupakan pekerjan rumah yang berat bahkan saat ini Indonesia malah dituntut untuk mencapai target Universal Access hingga 100% di tahun 2019.
"Semoga dengan terpilihnya Jokowi dan Jusuf Kalla, perhatian terhadap pembangunan air bersih dan sanitasi pedesaan lebih cepat tercapai guna mewujudkan masyarakat sehat, mandiri dan sejahtera," tukas Sardi.
Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto- Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(*)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014
