Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden Prabowo Subianto berkomitmen membangun kedaulatan pangan nasional, antara lain melalui pembukaan dua juta hektare lahan sawah baru untuk menjamin ketersediaan pangan, kata Syahganda Nainggolan, Direktur Relawan Pemenangan Prabowo-Hatta.

"Program itu sangat realistis untuk dijalankan," kata Syahganda di Jakarta, Senin.

Menurut dia, selain bisa langsung menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan, program ini berpotensi memberikan multiplier effect guna mewujudkan kedaulatan pangan dan mengembangkan kesejahteraan hidup rakyat.

Syahganda mengatakan gagasan mencetak 2 juta hektare sawah baru, tak lepas dari fakta sekitar 60 persen rakyat Indonesia yang bekerja dan menggantungkan hidup pada sektor pertanian.

"Meski mayoritas, petani masih hidup sebagai warga negara kelas dua atau bahkan terpinggirkan," katanya.

Hal itu terjadi karena sumber kehidupan para petani kurang diperhatikan, termasuk akses pada modal usaha yang selama ini kerap dinomorduakan, sedangkan kucuran kredit untuk sektor pertanian tidak semenarik pada sektor konsumsi dan properti yang begitu diagungkan pelayanannya oleh perbankan.

Ia mengutip data Bank Indonesia yang menyebutkan kredit untuk sektor pertanian tak lebih 10 persen dari total kredit yang disalurkan dan banyak bank menghindar mengucurkan kredit ke sektor pertanian dengan alasan penuh risiko.

Sedangkan dal0am agenda Prabowo, katanya, untuk mencapai kedaulatan pangan nasional, produksi pangan utama Indonesia harus mampu tumbuh signifikan atau jauh lebih besar dari tingkat pertumbuhan penduduk setiap tahun, dan melebihi pula tingkat kenaikan permintaan dunia berikut tingkat kenaikan pendapatan penduduk per kapita atau pertumbuhan ekonomi nasional.

Oleh karena itu program Prabowo dalam soal mengangkat harkat kaum tani, bisa digenjot dengan mencetak dua juta hektare sawah baru dalam lima tahun.

"Peningkatan luas lahan padi itu dapat dikombinasikan antara pencetakan lahan sawah baru dan lahan kering baru yang ketersediaan lahannya masih terbuka luas," kata Syahganda mengutip Prabowo.

Prabowo, kata di, juga memandang perlu penanganan yang integratif agar pengelolaan lahan baru padi lebih efektif apalagi jika didukung dengan sistem manajemen terpadu serta bersahabat dengan lingkungan.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 diikuti pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2014