San Fransisco (ANTARA News) - Pejabat kesehatan masyarakat California menyatakan batuk rejan sudah mencapai tingkat epidemi di negara bagian itu dan memperingatkan bahwa anak-anak berisiko besar terserang penyakit pernafasan tersebut.

"Pencegahan pertusis sangat penting bagi bayi karena merekalah yang paling berisiko terhadap penyakit parah dan kematian," kata Dr Gil Chavez, pakar epidemiologi dan wakil direktur Departemen Kesehatan Masyarakat California, Amerika Serikat, Senin (16/6).

Bayi paling rentan terhadap penyakit yang menimbulkan gejala batuk parah dan kejang-kejang serta bisa menyebabkan kesulitan bernapas itu dan pejabat kesehatan masyarakat mendesak orangtua memastikan anak-anak mereka mendapat imunisasi yang diperlukan.

Vaksinasi juga direkomendasikan bagi ibu hamil dan orang dewasa yang banyak melakukan kontak dengan anak-anak.

Pejabat kesehatan masyarakat California pada Jumat mengatakan batuk rejan yang juga dikenali sebagai pertusis mencapai tingkat epidemi di negara bagian itu, menjadi wabah penyakit pernapasan dengan jumlah korban hampir 3.500 orang sampai pertengahan tahun ini.

Lebih dari 800 kasus telah dikonfirmasikan positif di seluruh negeri dalam dua minggu pertama Juni, dengan kasus infeksi tertinggi tercatat di daerah Napa, Sonoma, dan Marin.

Infeksi bakteri yang sangat menular ini menyerang 30 hingga 50 juta orang di seluruh dunia setiap tahun dan menewaskan sekitar 300 ribu per tahun, kebanyakan anak-anak di negara-negara berkembang.

Di Amerika Serikat, dimana wabah cenderung muncul dalam siklus tertentu, sebagian besar anak-anak sudah diimunisasi untuk melawan pertusis dengan vaksin yang disuntikkan secara berseri mulai bayi usia enam minggu.

Perempuan hamil juga harus mendapat vaksin ini pada trimester ketiga kehamilan karena antibodi akan diteruskan kepada janinnya, kata Chavez.

Pertusis pada anak-anak biasanya diawali dengan pilek dan batuk selama lebih dari dua minggu, kemudian batuk meningkat semakin sering diselingi rejan--menahan nafas dengan tenaga.

Bayi biasanya tidak menunjukkan gejala khas namun bisa muntah atau napasnya terengah-engah, dan wajah mereka berubah merah atau ungu, kata Chavez.

Hingga 10 Juni 2014, sebanyak 3.458 kasus pertusis dilaporkan di seluruh California, jauh melampaui jumlah kasus sepanjang 2013 yang tercatat sebanyak 2.530.

Dari catatan kasus pada 2014 tersebut, 119 pasien dirawat di rumah sakit, sebagian besar berusia di bawah empat bulan dan seorang bayi umur lima minggu meninggal.

Wabah tersebut sejauh ini masih rendah dibandingkan epidemi batuk rejan yang melanda California pada 2010 yang mengakibatkan sembilan ribu kasus. (Uu.S022)

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2014