Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora) Dito Ariotedjo yang resmi menutup ajang yang semula sempat direncanakan dimainkan di Sumatera Utara tersebut.
Dalam pidatonya, Menpora berusia 34 tahun itu terus menggelorakan semangat inklusifitas menjadi bagian integral dari kebijakan olahraga nasional di masa depan, sesuai dengan semangat yang digelorakan di Peparnas 2024, "Bedo Nanging Digdoyo" atau "Berbeda Tetapi Digdaya".
Ke depan, Dito menyampaikan bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga beserta pemerintah pusat akan terus berkomitmen untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas tetap mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh menjadi lebih tangguh dan maju, terutama di bidang olahraga.
"Para atlet difabel yang saya sebut sebagai atlet para juara adalah bukti bahwa olahraga harus menjadi hak seluruh orang tanpa terkecuali," kata Menpora dalam pidatonya pada upacara penutupan Peparnas XVII, Minggu (13/10).
Acara penutupan Peparnas 2024 di Stadion Manahan berlangsung meriah dengan beragam penampilan seni, termasuk pertunjukan tari dari 180 penari yang termasuk penyandang disabilitas, baik tunanetra, tunarungu, maupun tunadaksa.
Dalam upacara penutupan yang bertajuk "Harmoni Kaleidoskopis" itu, Dito menyampaikan bahwa para atlet yang bertanding merupakan para juara yang telah memberi pelajaran terbesar mengenai keberanian dan usaha bekerja keras.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua Panitia Besar (PB) Pekan Paralimpade Nasional (Peparnas) 2024 DB Susanto menyebut pelaksanaan Peparnas 2024 menunjukkan kepada masyarakat bahwa kesulitan bukanlah halangan untuk berprestasi.
Di pesta kesetaraan ini, kata dia, dengan kerja keras dan konsistensi, segala kesulitan dapat diatasi untuk membuahkan prestasi.
Mereka yang menggunakan kursi roda, memakai kaki palsu, tunadaksa, hingga tunagrahita bebas berekpresi tanpa malu di Peparnas 2024. Sikap seorang "pemenang" ini akhirnya menghasilkan ratusan rekor yang tercipta selama delapan hari penyeleggaraan.
Bagi Kota Solo, ajang olahraga multievent ini bukan menjadi yang pertama karena sudah kerap menggelar ajang level nasional hingga level internasional, sebut saja ASEAN Paragames (APG) 2022 dan Piala Dunia U-17 2023.
Keakraban menggelar ajang besar membuat kota yang berjuluk Kota Batik itu kembali sukses menggelar Peparnas 2024.
Dito memuji keberhasilan pelaksanaan Peparnas yang kata dia, sejauh ini belum sekali pun menerima keluhan baik itu dari kontingen, peserta, dan masyarakat umum.
Meski demikian, Dito akan memastikan bahwa evaluasi akan tetap dilakukan setelah kejuaraan yang telah berlangsung sebanyak enam kali di Solo kali ini.
"Pastinya evaluasi terus kami lakukan. Sampai detik ini alhamdulillah pelaksanaan Peparnas belum mendapatkan keluhan," kata Dito.
Sementara itu, Ketua Umum National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Senny Marbun mengatakan pihaknya larut dalam keharuan saat Presiden Joko "Jokowi" Widodo, orang yang menurutnya berperan penting dalam menghapus diskriminasi kaum difabel, purnatugas dari jabatannya.
Senny menilai Jokowi adalah pemimpin yang memberikan kesempatan luas kepada atlet disabilitas untuk berprestasi. Soal bonus, ia juga menilai pria kelahiran Solo pada 63 tahun silam itu tak membeda-bedakan bonus untuk atlet difabel dengan atlet nondifabel.
Sikap dari Jokowi ini berjalan selaras dengan keberhasilan Indonesia yang menjadi juara umum tiga edisi APG secara beruntun pada 2017, 2022 dan 2023.
"Kami segenap insan NPCI akan larut dalam keharuan karena Presiden Joko Widodo berani menghapus diskriminasi kaum difabel. Terima kasih, Pak Presiden. Kami dan anak cucu tidak akan pernah melupakan semuanya," kata Senny.
Tahun ini, Peparnas diikuti lebih dari 4.500 atlet dan ofisial yang berasal dari 35 provinsi, serta mempertandingkan 20 cabang olahraga yaitu para-panahan, para-atletik, para-bulu tangkis, boccia, para-catur, para-balap sepeda, sepak bola cerebral palsy, para-tenis meja, judo tunanetra, para-angkat berat, para-menembak, para-renang, para-taekwondo, voli duduk, tenpin bowling, anggar kursi roda dan tenis kursi roda serta dua cabang olahraga eksibisi yakni para-e-sport dan bola basket kursi roda.
Jawa Tengah juara umum
Jawa Tengah (Jateng) menjadi juara umum Peparnas 2024 setelah memanfaatkan kesempatan menjadi tuan rumah.
Jateng menjadi juara umum Peparnas edisi ke-17 ini setelah mengumpulkan 406 medali yang terdiri dari 161 emas, 121 perak dan 124 perunggu.
Mereka mendulang medali yang mayoritas diperoleh dari tiga cabang, yakni para atletik (45 emas, 36 perak, 21 perunggu), para balap sepeda (26 emas, 23 perak, 8 perunggu), dan para tenis meja (16 emas, 15 perak, 23 perunggu).
Jateng berhasil mengungguli Jawa Barat (Jabar) di posisi kedua dengan total meraih 354 medali yang terdiri dari 120 emas, 116 perak, dan 118 perunggu.
"Sebuah pencapaian yang lahir dari kerja keras dan semangat pantang menyerah. Juga kepada Jawa Barat yang berhasil duduk di peringkat kedua dan DK Jakarta sebagai perikangkat ketiga," kata Dito memberikan ucapan selamat kepada Jateng pada acara penutupan.
Sementara itu, Ketua Umum National Paralympic Comittee Indonesia (NPCI) Jawa Tengah Osrita Muslim menyebut gelar juara umum Peparnas adalah penantian panjang selama masa kepengurusannya, sejak dirinya menjabat sebagai Ketum NPCI Jateng sejak 2017.
"Gelar juara umum ini sangat luar biasa, terutama untuk kepimpinan saya kali ini, karena dari awal memang ada keinginan dari semua pengurus NPCI Jawa Tengah untuk bagaimana caranya supaya kita menjadi juara umum,” kata Osrita.
Faktor menjadi tuan rumah menjadi faktor utama keberhasilan Jateng. Hal ini dikarenakan menjadi tuan rumah membuat motivasi atlet, pelatih, dan ofisial sangat tinggi.
Setelah diputuskan Peparnas tak jadi digelar di Sumut dan dipindahkan ke Solo, NPCI Jateng bergerak cepat untuk mempersiapkan peralihan dana yang sebelumnya disiapkan untuk transportasi untuk menambah kuota atlet yang mengikuti pelatda.
Total kekuatan yang diterjunkan pun bertambah menjadi 373 atlet dari sebelumnya 250 atlet. Strategi ini kemudian berbuah manis dengan menjadi juara umum.
Ratusan rekor terpecahkan
Ratusan rekor terpecahkan selama pergelaran Peparnas 2024 di Solo. Rinciannya adalah 144 rekor nasional dan satu rekor tingkat Asia Tenggara.
Jumlah itu terbagi dari cabang olahraga para atletik total menghasilkan 106 rekor, lalu para angkat berat yang menghasilkan 17 rekor, dan para renang yang menghasilkan 22 nomor yang melampaui rekor sebelumnya.
Lalu, untuk satu rekor tingkat Asia Tenggara lahir dari atlet Kalimantan Selatan, Ahmad Fauzi, saat bertanding pada nomor lempar cakram F37 Putra.
Deputi Chef de Mission Kontingen Paralimpiade Indonesia, Andi Herman mengatakan dengan terpecahkannya banyak rekor di gelaran multievent empat tahunan ini, akan menjadi modal berharga bagi Indonesia menatap ajang internasional terdekat, ASEAN Para Games (APG) Thailand 2025.
Rampung dari Thailand ada Asian Para Games 2026 di Aichi-Nagoya, Jepang sebelum kemudian atlet Indonesia menatap ajang paling prestisius, Paralimpiade ke-18 yang bergulir di Los Angeles, Amerika Serikat pada 2028.
"Berbagai rekor nasional ini menjadi amunisi Indonesia saat menghadapi event internasional," kata Andi.
Sementara itu, selain menyiapkan para atlet menuju ajang internasional, Peparnas 2024, kata Wakil Sekretaris Jenderal National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Rima Ferdianto, juga menjadi ajang tepat untuk regenerasi atlet.
Atlet-atlet tua dapat memasuki masa pensiunnya dengan tenang. Tugas membawa Merah Putih terbang tinggi di dunia akan digantikan oleh bibit-bibit baru yang berbakat dari daerah selama Peparnas 2024. Nilai ini adalah nilai yang sama dengan semangat Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh-Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kontingen DKI raih peringkat tiga pada ajang Peparnas XVII di Solo
Baca juga: Menpora Dito puji keberhasilan Peparnas XVII Solo 2024
Baca juga: IADO kirim 92 sampel atlet Peparnas 2024 untuk tes doping di Bangkok
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024