Wina (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, sekali lagi menekankan bahwa Iran serius menentang Senjata Pemusnah Massal (WMD), termasuk bom atom.

"Kami siap untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita tidak pernah mencari senjata nuklir," kata Zarif dalam satu upacara yang diadakan untuk memuji dokter Austria dan Iran korban terluka kimia akibat perang yang dipaksakan Irak.

"Hari ini saya datang dari perundingan-perundingan dengan para perunding yang mengklaim sebagai negara penentang WMD, sementara mereka sendiri adalah pendukung jenis seperti senjata tahun 1980-an dan ini adalah salah satu lelucon pahit dunia," kata Menlu Iran.

Zarif mengatakan bahwa Iran adalah bangsa yang tidak pernah melakukan kejahatan sebagai pelaku kejahatan, tidak pernah menyerang orang lain dan tidak menanggapi permusuhan dengan permusuhan.

Sementara itu Iran dan negara-negara kuat dunia P5+1 Rabu mulai menyusun perjanjian nuklir komprehensif tetapi masih menghadapi banyak poin mencuat, kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

"Hari ini kita telah perlahan-lahan mulai menyusun kesepakatan akhir ... tetapi masih ada banyak perbedaan" berkaitan dengan teks, kata kantor berita ISNA mengutip Zarif dari Wina.

"Ini tidak berarti kami telah mencapai kesepakatan," kata Zarif, menurut Kantor berita IRNA.

"Ketidaksepakatan fundamental" terus membagi Iran dan kekuasaan P5+1-- Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat ditambah Jerman--," katanya.

Satu babak baru perundingan antara diplomat Iran dan orang-orang dari enam kekuatan yang dibuka Senin di Wina sejauh ini masih "sangat sulit".

Pembicaraan, yang berlangsung sampai Jumat, ditujukan untuk merebut kesepakatan nuklir komprehensif dengan tenggat waktu 20 Juli untuk membentuk perjanjian interim.

Perunding Iran, Abbas Araqchi, sebelumnya mengatakan kepada kantor berita IRNA bahwa Iran berharap untuk menyelesaikan semua perbedaan dengan enam kekuatan sebagai target.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2014