Jakarta (ANTARA News) - Direktur Institut Madani Nusantara, Nanat Natsir, menilai momentum klarifikasi mantan Menhankam/Panglima ABRI, Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto, terkait kasus penculikan aktivis pada 1998 tidak tepat dan bermuatan politik.

"Klarifikasi itu disampaikan menjelang Pemilu Presiden sehingga mengurangi orisinalitas dan niat baik yang mungkin ingin dilakukan dia," katanya, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Mantan rektor UIN Bandung itu mengatakan, peristiwa itu sudah terjadi 16 tahun lalu.

Karena itu, Natsir mempertanyakan niat Wiranto yang baru memberikan klarifikasi.

"Kenapa baru sekarang, ketika mendekati Pemilu Presiden dan Prabowo menjadi salah satu calon presiden yang berpeluang menang. Niat baik Wiranto itu akhirnya cenderung ditanggapi rakyat sebagai muatan politik untuk menjegal Prabowo menjadi presiden," tuturnya.

Nanat juga mempertanyakan mengapa hal itu juga tidak dipersoalkan lima tahun lalu, ketika Prabowo menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Sukarnoputri pada Pemilu Presiden 2009.

"KPU sudah meloloskan Prabowo sebagai calon wakil presiden pada 2009 dan calon presiden pada 2014. Itu berarti memang tidak ada persoalan," katanya.

Sebelumnya, Wiranto mengatakan penculikan aktivis pada 1998 itu inisiatif pribadi Prabowo Subianto selaku komandan Kopassus TNI AD kala itu.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2014