Jember (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh umat Islam agar melakukan jihad di era pembangunan dalam wujud memerangi kemiskinan serta kebodohan. "Jihad dalam era pembangunan bisa diwujudkan dengan memerangi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan," kata Presiden usai melakukan buka puasa bersama dengan pimpinan dan santri Pondok Pesantren Al Qodiri di Jember, Jawa Timur, Minggu malam. Presiden mengatakan umat Islam harus melakukan jihad dalam era modern ini, karena sebagian besar dari penduduk miskin di Tanah Air yang berjumlah 40 juta jiwa itu adalah orang-orang Islam. Sementara itu, sebagian besar penganggur di Tanah Air juga adalah orang-orang Islam. Acara buka puasa bersama itu diikuti pula oleh Ibu Ani Yudhoyono, Menteri Agama M Maftuh Basyuni, Menkes Siti Fadillah Supari serta Gubernur Jatim Imam Utomo. Kepada ribuan santri dan santriwati, Kepala Negara mengingatkan bahwa pada milenium pertama, dunia peradaban Islam pernah mencapai kemajuan yang luar biasa. "Kemajuan umat Islam itu telah berhasil memecahkan berbagai masalah sejagad," kata Presiden yang didampingi pimpinan Pondok Pesantren Al Qodiri KH Muzakki. Namun kemudian pada milenium kedua, bangsa-bangsa Eropa telah mengambil alih peranan umat Islam, sehingga umat Islam berada di belakang mereka. "Sekarang kita telah berada pada milenium ketiga dan marilah kita memajukan kembali peradaban Islam, sehingga dirasakan di seluruh dunia," kata Presiden. Kesempatan untuk bertemu dengan para santri dan santriwati itu juga dimanfaatkan oleh Presiden untuk mengajak mereka ikut melaksanakan pembangunan. Kepada umat Islam khususnya dan kepada bangsa Indonesia pada umumnya, Presiden mengimbau untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan proses pembangunan. "Jangan melakukan huru-hara serta kegaduhan," kata Kepala Negara sambil mengingatkan bahwa jika tindakan kekerasan terus terjadi di Tanah Air maka para pengusaha bisa membatalkan niat mereka untuk melakukan investasi. Sementara itu, KH Muzakki sebelumnya mengatakan, pondok pesantren tersebut tidak pernah meminta atau mengundang kepala negara untuk datang mengunjungi pondok pesantrennya. Ia menyebutkan kedatangannya dengan sejumlah menteri menunjukkan adanya hubungan batin di antara para pejabat pemerintah dengan umat Islam yang berada di tingkat akar rumput. Pada kesempatan itu, pimpinan Pondok Pesantren Al Qodiri itu "menyindir" para pejabat yang beragama Islam untuk ikut membantu perluasan berbagai fasilitas pendidikan di pondok pesantrennya. "Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro saja yang beragama Kristen mau menyumbangkan dana Rp210 juta untuk membangun 3 kelas di sini," kata KH Muzakki sambil tersenyum yang langsung disambut tepuk tangan para hadirin. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006