Paris (ANTARA News) - Prancis dan Amerika Serikat, Jumat, mendesak Moskow membantu meredakan krisis Ukraina atau menghadapi langkah-langkah baru oleh kekuatan Barat, kata Presiden Prancis, Francois Hollande, dalam satu pernyataan.

Hollande berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan keduanya meminta Rusia cepat menarik kelompok separatis bersenjata (di Ukraina timur) untuk menghentikan aksi militer mereka.

Mereka menyambut sepekan gencatan senjata sepihak yang diserukan oleh presiden Ukraina baru yang didukung-Barat, Petro Poroshenko, pada hari sebelumnya telah segera ditolak oleh seorang komandan senior pemberontak pro-Rusia. 

Juga dikritik Kremlin sebagai ultimatum kepada milisi untuk menyerahkan senjata mereka di wilayah timur yang dirobek kekerasan.

Hollande dan Obama meminta Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mencegah transfer materiil di Ukraina dan untuk memperkuat kontrol Perbatasan Rusia-Ukraina .

"Kegagalan untuk membuat kemajuan dengan cara ini akan menyebabkan langkah-langkah baru yang diadopsi terhadap Rusia."

Kedua pemimpin juga membahas Irak dan menggarisbawahi kebutuhan bagi Pemerintah persatuan nasional setelah pemberontak jihad menguasai wilayah utara Baghdad yang sangat luas dalam beberapa hari terakhir.

Mereka menekankan gravitasi dari situasi (di Irak) dan kebutuhan untuk membawa solusi politik yang langgeng atas dasar pemerintah persatuan nasional.

"Mereka sepakat tentang pentingnya menggabungkan upaya mereka untuk melaksanakan hal ini," kata pernyataan itu.

Pada Kamis, Obama berbicara dengan Presiden Syiah Irak, Nouri al-Maliki, untuk menjangkau masyarakat lain di negeri ini dan mengumumkan pemberangkatan Konsultan militer AS mendukung perang melawan kelompok jihad Sunni, Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL).

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2014