Tanjung Pandan (ANTARA News) - Nilai pasar teknologi cloud computing atau komputasi awan pada 2015 mendatang diprediksi meningkat sekitar 3,5 kali lipat dibandingkan pada tahun 2010.

"Menurut data dari Gartner, pada tahun 2010, bisnis cloud mencapai 37,8 miliar dolar Amerika Serikat. Pada 2015, nilai ini diprediksi meningkat menjadi 121,1 milyar dolar Amerika Serikat. Marketnya sangat cepat, pertumbuhannya cepat sekali," kata CEO PT.Virtus Technology Indonesia, Erwin Kuncoro, dalam media gathering di Tanjung Pandan, akhir pekan ini.

Erwin mengatakan, di Indonesia, nilai pasar cloud juga diprediksi meningkat. Hanya saja, cloud di Indonesia menurut dia masih menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya, dari sisi keamanan dan jaringan.

"Kalau dari security, ada kekhawatiran bila data hilang atau diduplikasi. Kemudian, bagaimana mengintegrisasikan data melalui cloud yang bisa digunakan semua karyawan," katanya lalu mengatakan "di Indonesia network-nya belum sebagus di Korea ataupun Singapura."

Tantangan lainnya menurut Erwin ialah menentukan model bisnis cloud, pemasaran dan pemilihan vendor yang dapat dipercaya.

Di samping dari sisi bisnis, penerapan teknologi cloud juga mendapat tantangan dari sisi pelaku bisnis.

Country Manager EMC Indonesia, Adi Rusli, mengatakan, pelaku bisnis umumnya enggan mengadopsi teknologi ini.

"Cloud kalau melihat adopsinya secara global relatif tidak besar. Salah satunya karena keengganan (pelaku bisnis) untuk berubah," katanya.

"Kemudian, para pelaku bisnis juga takut terbebani proyek cloud," tambah Adi.

PT.Virtus Technology Indonesia merupakan salah satu distributor infrastruktur TI yang menyusun strategi cloud.

Perusahaan ini menjadi anak perusahaan CTI Group sejak 2011.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2014