Kuwait City (ANTARA News) - Menteri Energi Kuwait, Selasa, menyatakan bahwa negaranya ingin memangkas produksi minyaknya untuk melindungi stabilitas pasar. "Kami menerima pemotongan produksi (minyak) tergantung pada kebutuhan pasar, dalam upaya menjaga stabilitas pasar," kata Sheikh Ali al-Jarrah al-Sabah kepada pers. Ia menyatakan bahwa para menteri dari kartel minyak tengah mempelajari kemungkinan penurunan produksi antara 700.000 barel per hari (bph) dan satu juta bph. Jurubicara OPEC sebelumnya menyatakan bahwa Presiden OPEC Edmund daukoru telah mengusulkan kepada para anggotanya bahwa mereka harus segera memangkas produksi minyaknya sebesar satu juta barel per hari (bph). Tetapi sejauh ini tidak tercapai kesepakatan mengenai masalah itu, katanya. "Ada permintaan dari Presiden OPEC kepada para menteri OPEC untuk mempertimbangkan pemangkasan satu juta barel (bph) sejak pasar mengalami kelebihan pasokan tetapi belum ada kesepakatan," kata juru bicara. Pasar minyak terus dimonitor dalam beberapa hari terakhir sehubungan dengan sinyal bahwa OPEC akan memangkas produksi guna menaikkan harga, mengingat sebelumnya terjadi penurunan harga secara tajam akhir-akhir ini, dan berita-berita mengenai usulan pemangkasan produksi segera mendorong harga pada perdagangan Senin. Harga minyak New York untuk kontrak November naik 42 sen dolar menjadi 60,18 dolar per barel. Di London, minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman November naik 53 sen menjadi 60,36 dolar per barel. Usulan Doukoru itu dikirim melalui sebuah surat kepada para menteri dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan konsultasi dilanjutkan, tambahnya, meskipun kini, tidak ada rencana pertemuan para menteri OPEC. "Tidak ada jadwal pertemuan. Masih dalam pembahasan tetapi tidak perlu ada sebuah pertemuan sebab para menteri dapat setuju dengan rencana itu tanpa bertemu secara fisik," katanya. Saudi Arabia, Iran dan Venezuela mendorong adanya pertemuan di Wina, pekan depan, guna meratifikasi perjanjian sekaligus menunjukkan persatuan di kalangan anggota kartel. Namun Financial Times, Senin, melaporkan bahwa anggota lainnya, termasuk Nigeria, yakin komunike akan berpengaruh. Iran, Minggu, mengemukakan dukungannya atas langkah kartel untuk melakukan pertemuan darurat untuk memangkas kuota produksi yang sudah bertahan lama agar bisa mengangkat kembali harga minyak. "Iran mendukung pemotongan produksi OPEC," kata Menteri Perminyakan Iran, Kazem Vaziri Hameneh seperti dikutip kantor berita Iran, IRNA. Ke-11 anggota kartel mempertahankan kuota produksi 28 juta bph sejak Juni 2005. Pemangkasan produksi nampaknya bertujuan untuk mendukung harga minyak di pasar dunia, dimana telah turun sekitar 20 persen dalam beberapa pekan terakhir, demikian laporan AFP.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006