Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nusron Wahid mengapresiasi komitmen calon presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menetapkan tanggal 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional, jika terpilih sebagai presiden.

"Rencana Jokowi menetapkan tanggal 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional harus diapresiasi. Ini kabar yang menggembirakan umat Islam, terutama keluarga besar pondok pesantren," kata Nusron Wahid di Jakarta, Minggu.

Menurut Nusron, pemikiran Joko Widodo ini menunjukkan komitmennya yang kuat untuk menempatkan pondok pesantren sebagai pilar penting guna mengimplementasikan revolusi mental berbasis keagamanan.

Sebelumnya, calon presiden Jokowi menyatakan secara tertulis dan bahkan menandatangani dukungannya untuk menjadikan tanggal 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.

Dukungan itu disampaikan Jokowi saat berkampanye di depan ribuan santri dan pengasuh Pondok Pesantren Babussalam Pagelaran di Malang, Jawa Timur, Jumat (27/6).

Menuru Nusron, fondasi terpenting dalam revolusi mental adalah bangunan akhlakul karimah atau budi pekerti bangsa Indonesia.

"Jati diri bangsa Indonesia yang nasionalis dan religius dapat ditanamkan oleh para santri dan guru-guru ngaji di pondok pesantren," katanya.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini menjelaskan, Revolusi Mental berbasis keagaman ini selain menjadikan tanggal 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional, maka dalam implementasinya juga harus mampu membangkitkan tradisi mengaji di kalangan anak-anak muslim di Indonesia.

Menurut Nusron, dukungan Jokowi tersebut membuktikan bagaimana kepemimpinannya yang memahami sekaligus menjunjung tinggi kearifan lokal.

"Tradisi mengaji di pondok pesantren, surau, mesjid, dan rumah-rumah penduduk, saat ini sudah semakin tergerus oleh modernisasi yang berdampak pada sikap glamour, kurikulum pendidikan yang memberatkan anak, konsumerisme, dan siaran televisi yang lebih bernuasa hiburan yang berlebihan," paparnya.

Tindak lanjut dari wacana Hari Santri Nasional ini, kata Nusron, jika nantinya Jokowi mendapat amanah dari rakyat untuk menjadi presiden, maka GP Ansor meminta agar memperhatikan kesejahteraan dan nasib guru ngaji.

"Ini agar mereka makin bersemangat dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah kepada para murid," demikian Nusron Wahid. (*)

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2014