Den Haag (ANTARA News) - Sejumlah harian Belanda pada Senin memuji "keajaiban" yang diciptakan Tim Oranje dalam kemenangan atas Meksiko di babak 16 besar, namun opini terpecah terkait apakah penyerang Arjen Robben sepantasnya mendapatkan penalti di menit akhir laga yang berujung pada kemenangan tim.

Beberapa detik jelang akhir dramatis pertandingan, bintang Bayern Muenchen itu terjatuh di lapangan setelah melakukan kontak fisik dengan pemain bertahan Meksiko Rafael Marquez.

Robben mengaku bahwa dirinya melakukan diving saat berusaha mendapatkan penalti di babak pertama, namun bersikeras bahwa penalti yang berhasil dikonversi Klaas-Jan Huntelaar menjadi gol adalah keputusan tepat.

Sejumlah komentator mengatakan tendangan penalti itu "wajar didapatkan", sementara yang lain menyebutnya "diinginkan".

"Robben berhak mendapat penalti di awal pertandingan, saat ia bersentuhan dengan Marquez dan dijatuhkan oleh Hector Moreno," tulis harian De Telegraaf.

"Pada akhirnya di menit waktu tambahan Robben mendapatkan penalti yang ia pantas dapatkan dari (wasit Pedro) Proenca dan Huntelaar mengirimkan Belanda ke perempat final," lanjut tulisan tersebut.

"Pantas, karena Belanda terus bermain sepak bola sementara Meksiko kewalahan mempertahankan keunggulan 1-0," tulisan itu menambahkan.

Sementara tabloid kiri moderat De Volkskrant yang menyebut kemenangan itu "keajaiban yang tercipta berkat semangat juang tim" lebih berhati-hati.

"Robben bagaikan seorang petinju yang menantikan pukulan kemenanan menghadapi lawan yang terus memancing."

"Akhirnya, (ia) mendapatkan penalti yang diinginkan setelah kejatuhan yang dilebih-lebihkan akibat kaki Marquez," tulis De Volkskrant.

Mereka juga memuji tendangan Huntelaar, menyebutnya sebagai "divisi bantuan mandiri" tim Belanda.

"Mengubah neraka menjadi surga dalam enam menit," tulis harian Algemene Dagblad, memuja Huntelaar.

"Raja Klaas tetap menghadapi tekanan dengan setenang air," tulis harian itu sembari menambahkan, "dari hampir pasti tersingkir menjadi kemungkinan juara dunia".

Sementara itu De Volkskrant mengkritik pelatih Louis van Gaal "terlalu menggantungkan diri pada strategi bertahan melawan tim Meksiko yang tidak terlalu kuat, (taktik) yang pada waktu bersamaan mengganggu pandangan mata para pakar".

"Saya sedikit terganggu dengan tipe permainan Belanda," tulis De Volksrant mengutip pandit sepak bola Belanda, Jan Mulder, yang mengatakannya dalam sesi kanal olahraga Belgia, Sporza.

"Sekarang semua berjalan baik, tetapi apakah tim benar-benar berpikir dapat memenangi Piala Dunia dengan sistem semacam ini?" ujarnya.

"Mungkin lantaran sebelumnya terlalu sukses diterapkan melawan Spanyol," yang dikalahkan Belanda 5-1 di laga perdana mereka, tulis De Volkskrant, demikian AFP.

Penerjemah:
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014