Kuta (ANTARA News) - Lembaran kain putih sepanjang 12 kilometer telah dibentangkan melintasi sejumlah jalan raya yang menghubungkan tiga titik yang pernah dikoyak ledakan bom di Pulau Dewata. Wartawan ANTARA dari Kuta, Kamis, melaporkan tiga titik tersebut mulai dari "Ground Zero" di Legian Kuta, Raja`s Cafe Kuta, serta Kafe Nyoman dan Menega di Jimbaran, Kabupaten Badung. Pembentangan dan pemasangan lembaran kain di bagian badan jalan yang dimulai sejak Kamis dinihari sekitar pukul 01.00 Wita, rampung dilakukan ribuan orang selama kurang lebih lima jam. Dengan terpasangnya bentangan kain sepanjang itu, tiga titik yang pernah "dihujani" darah dan air mata, kini bagaikan berada dalam satu jaringan atau untaian peristiwa, meski kejadian pada titik-titik tersebut muncul dalam tanggal dan tahun berbeda. Ledakan yang muncul di "Ground Zero" dengan merenggut 202 nyawa terjadi 12 Oktober 2002, sementara ledakan pada sederet kafe di Kuta dan Jimbaran yang menelan 23 korban jiwa, "menyalak" pada 1 Oktober 2005. IB Anon Putra, koordinator Komunitas Jurnalis Bali (KJB) selaku panitia, mengatakan pemasangan kain menghubungkan tiga titik bekas ledakan bom itu tidak dimaksudkan untuk membangkitkan luka lama. "Tidak, tidak untuk membangkitkan itu, melainkan lebih pada upaya memberikan nuansa batin yang bening dan putih suci dalam menyikapi setiap peristiwa," ucapnya. Dengan demikian, lanjut dia, pada gilirannya diharapkan dapat menciptakan ketenteraman dan kedamaian yang menyeluruh bagi semua umat. Ditanya tentang hambatan yang ditemui dalam upaya membentangkan kain selebar 90 cm memanjang dalam belasan ribu meter itu, Anon mengatakan tidak begitu dijumpai di lapangan. "Ya..., hambatan sih ada, tapi tidak begitu menyulitkan, antara lain masalah lalulintas," ucapnya. Menurut Anom, dinihari itu saat dilakukan pemasangan kain, tampaknya arus lalulintas tidak berlangsung seperti biasa. "Biasanya sepi-sepi saja, tapi dinihari itu malah cukup ramai," ujar Anom. Dia menyebutkan kuat dugaan ramainya arus lalulintas pada Kamis dinihari terkait dengan adanya kegiatan pembentangan kain yang dilakukan dengan melibatkan orang banyak. Namun demikian, lanjut Anom, semuanya dapat berjalan seperti yang diharapkan berkat adanya upaya pengamanan dari jajaran kepolisian dan pecalang di daerah setempat. Kegiatan yang diprakarsai Gerakan Anti Kekerasan Pusaka Perdamaian (KAK-PP) Jakarta bekerja sama dengan Komunitas Jurnalis Bali (KJB) tersebut, merupakan untuk yang pertama kalinya dilakukan berkenaan dengan tragedi bom Bali. Save Dagun, ketua panitia kegiatan, mengemukakan pembentangan kain sepanjang itu dimaksudkan sebagai perlambang kejernihan hati dalam melawan aksi kekerasan menuju perdamaian, sehingga aksi serupa tak pernah muncul lagi di Bali dan daerah lain di Indonesia. Peringatan tragedi empat tahun silam yang merenggut 202 korban jiwa dan 350 lainnya mengalami luka-luka itu, sesuai rencana pada sore harinya akan dipusatkan di Monumen "Ground Zero" di Legian Kuta. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006