Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kamis siang menghubungi Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, dan meminta maaf secara langsung atas persoalan asap lantaran pembakaran hutan di Indonesia yang sampai ke sejumlah wilayah negara anggota Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN). "Presiden meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat Singapura dan Malaysia akibat asap ini," kata Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, di Kantor Presiden Jakarta, Kamis. Dalam pembicaraan melalui telepon itu, Presiden Yudhoyono mengusulkan adanya kerjasama di antara negara-negara ASEAN untuk mencari solusi menyeluruh jangka panjang untuk mengatasi masalah asap yang terus terjadi setiap tahun ini. Selain itu, Presiden Yudhoyono juga menyepakati untuk segera melakukan ratifikasi kesepakatan dengan negara-negara ASEAN mengenai persoalan penanganan asap. "Presiden mengatakan akan meratifikasi agreement ini, sekaligus menjalankan penanganan komprehensif masalah asap ini," katanya. Sebelumnya, Lee Hsien Loong menyurati Presiden Yudhoyono, yang pada intinya kekecewaan negaranya terhadap kiriman asap yang setiap tahun diterima Singapura dari pembakaran hutan yang terjadi di wilayah Indonesia. Dalam pembicaraan kedua Kepala Pemerintahan itu juga dibahas mengenai rencana pertemuan menteri-menteri lingkungan hidup ASEAN pada Jumat (12/10) di Pekanbaru, Riau. Pertemuan tersebut akan membahas kerjasama secara umum antar-negara ASEAN dalam menangani persoalan asap tersebut, seperti yang tertuang dalam Kesepakatan ASEAN tentang Polusi Asap Lintas Batas (ASEAN Aggreement on Transboundary Haze Pollution). Mengenai ratifikasi kesepakatan itu, Dino mengatakan, masih perlu waktu untuk membahasnya, karena menyangkut persoalan hukum. "Saya tidak tahu kapan waktunya," demikian Dino Patti Djalal. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006