Algier (ANTARA News) - Pelatih tim nasional Aljazair Vahid Halilhodzic mengumumkan bahwa dirinya tidak akan bertahan sebagai pelatih tim nasional setelah memimpin negara itu secara bersejarah masuk di putaran 16 besar Piala Dunia.

Pria Bosnia berusia 61 tahun itu membawa Aljazair ke fase gugur untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka di Brazil, sebelum dikalahkan Jerman melalui masa perpanjangan waktu.

"Saya meninggalkan kebanggaan di rekor saya setelah mengakhiri kontrak saya dengan FAF," ucapnya pada situs resmi Federasi Sepak Bola Aljazair (FAF).

"Setelah berkiprah tiga tahun di Aljazair, kewajiban-kewajiban keluarga saya dan ketertarikan terhadap tantangan-tantangan olahraga baru sangat berpengaruh terhadap keputusan saya."

Kontrak Halilhodzic habis setelah Piala Dunia, namun ia tetap memutuskan pergi meski terdapat banyak pihak yang ingin mempertahankannya.

Aljazair mengalahkan Korea Selatan dengan skor 4-2 di Grup H, dan juga imbang dengan Rusia serta sempat unggul atas Belgia sebelum kalah 1-2 dan finis di urutan kedua di grup, di bawah pasukan Marc Wilmots.

Mereka tampil impresif saat melawan Jerman sebelum kalah 1-2 melalui masa perpanjangan waktu.

Halilhodzic menambahi, "Saya ingin berterima kasih, pertama-tama, kepada Yang Mulia Presiden Abdelaziz Bouteflika, yang kehangatannya telah menyentuh saya."

"Saya juga ingin berterima kasih kepada Perdana Menteri Abdelmalek Sellal untuk dorongannya dan doa-doa baiknya, dan presiden FAF, Mohamed Raouraoua, di mana saya telah bekerja dengannya selama tiga tahun untuk merealisasikan tujuan-tujuan kami dan yang memberi saya tim dengan semua kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai tugas sulit ini."

"Saya ingin memberi penghormatan kepada para pemain dan staf teknik, medis, dan administratif yang telah memberi saya bantuan sepanjang misi ini."

"Publik Aljazair yang menyenangkan mendoakan saya dengan sangat baik sejak hari pertama saya tiba dan tetap loyal terhadap saya. Saya akan selalu mengingat kenangan indah terhadap sambutan luar biasa yang mereka berikan kepada kami saat kami kembali dari Piala Dunia."

Halilhodzic mengisi posisi itu pada 2011 dengan kontrak tiga tahun, untuk tugas meloloskan "Rubah-rubah Gurun" ke Piala Afrika 2013 dan Piala Dunia.

Ia menambahi, "Satu-satunya hal pahit, yang ingin saya konfrontasi, adalah sikap tentu saja - bukan semuanya - anggota pers, yang tidak pernah selesai memberi stigma bukan hanya kepada pekerjaan saya, namun juga kepada saya dan keluarga saya."

"Saya tidak akan pernah melupakan atau memaafkan hal itu," tambah Halilhodzic.

Ia kemungkinan besar akan melatih klub Turki Trabzonspor sedangkan pria Prancis Christian Gourcuff, mantan pelatih tim Liga Prancis Lorient, disebut-sebut akan menjadi pengganti untuk posisi pelatih Aljazair, demikian AFP.

(H-RF)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014