Jakarta (ANTARA News) - Keberangkatan (Kontingen Garuda) XXIII A ke Lebanon hingga kini masih menunggu konformasi lebih lanjut dari UNIFIL/PBB, terutama dalam hal teknis seperti perluasan organisasi dan minimnya fasilitas akomodasi di Lebanon. Dengan begitu, UNIFIL harus menjadwal ulang pengaturan dan penempatan seluruh pasukan yang sudah ada dan akan tiba di Lebanon, termasuk dari Indonesia, kata Perwira Penerangan Yonif Mekanis Mayor Kav M Irawadi, di Jakarta, Kamis. "Saat ini UNIFIL cukup disibukkan mengatur penempatan pasukan di lapangan, terkait dengan luas wilayah serta banyaknya jumlah pasukan PBB di Lebanon," katanya. Irawadi mengatakan, daerah tanggung jawab (Area of Operation) UNIFIL meliputi sungai Litani di Utara hingga ke Blue line di Selatan (Israeli border), dari Timur ke Barat panjangnya kurang lebih sekitar 110 km dan dari Litani ke South Blue Line kurang lebih sekitar 40 km. Dengan jumlah pasukan internasional yang akan ditempatkan di Lebanon sekitar 15.000 sesuai dengan Resolusi 1701, ditambah pasukan Lebanon yang akan bertugas di Selatan Lebanon, sekitar 15.000 orang, tidak menutup kemungkinan terjadi tumpang tindih dan daerah tanggungjawab dan tingginya intensitas kegiatan. "Karena itu, UNIFIL harus menjadwal ulang kontingen yang akan tiba di Lebanon. Sehingga tidak terjadi penumpukan saat kedatangan di Bandara Beirut atau pelabuhan laut Tyre dan Naqoura," tutur Irawadi. Sesuai prosedur, kontingen yang datang di Lebanon akan dijemput oleh Movcon (Movement Control) dan sebelum ditempatkan ke area of operation, biasanya di tempatkan di Transit Area yang minim fasilitasnya termasuk konsumsi. "Sehingga keberangkatan suatu kontingen disusun dengan cara dua gelombang keberangkatan. Gelombang pertama adalah tim aju (advance party), dalam rangka koordinasi dan menyiapkan segala sesuatunya untuk kedatangan induk pasukan (Main Body) yang akan berangkat di gelombang kedua," katanya menambahkan. Sampai saat ini total pasukan internasional yang ada di Lebanon kurang lebih 6.000 orang antara lain dari Italia, Spanyol, Jerman, Rusia, Perancis, Turki, India, dan Ghana. Jadi, tambah Irawadi, pemberangkatan Konga XXIII A yang juga disebut Satgas Mekanik ke Lebanon masih harus melalui suatu proses dan prosedur kerja yang dilakukan UNIFIL/PBB yang bertanggungjawab mengatur setiap kontingen yang akan bergabung di Area of Operation-nya PBB.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006