Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan melakukan privatisasi 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2007, di mana tiga perusahaan bertujuan untuk pengembangan usahanya dan sisanya untuk memenuhi setoran BUMN kepada APBN. Demikian Rapat Dengar Pendapat (RDP) Menteri Negara BUMN, Sugiharto, dengan Komisi XI DPR-RI, di Gedung MPR/DPR Jakarta, yang berakhir pada Kamis malam. Rapat soal privatisasi BUMN berlangsung mulai pukul 19.00 WIB itu menghadirkan Menneg BUMN Sugiharto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta sejumlah jajaran pejabat di kedua kementerian. Menurut Sugiharto, tujuan privatisasi pada tiga perusahaan, yaitu PT Wijaya Karya, PT Krakatau Steel, dan PT Bank BTN untuk pengembangan usaha BUMN yang bersangkutan. Sedangkan dana hasil privatisasi 11 perusahaan lainnya adalah untuk memenuhi setoran BUMN kepada APBN. Kesebelas perusahaan adalah PT Bank BNI, PT Inti, PT Cambrics Primissima, PT Atmindo, PT Kertas Padalarang, PT Askrindo, PT Intirub, PT Reksadana, PT Jakarta International Hotel Development, PT Kertas Blabak, dan PT Kertas Basuki Rahmat. Divestasi saham pada PT Wika dan PT Krakatau Steel dengan kepemilikan saham pemerintah sebesar 100 persen akan dilakukan melalui penjualan saham perdana (IPO). Sedangkan divestasi saham BTN masih dalam tahap pengkajian. Sementara privatisasi saham BNI di mana kepemilikan pemerintah mencapai 99,9 persen akan dilakukan melalui pola "secondary offering". Selebihnya, privatisasi perusahaan di mana saham pemerintah di dalamnya tidak mayoritas akan dilakukan melalui pola "strategic of sales". Meski demikian, Kementerian BUMN belum menyebutkan berapa besar persentase saham yang akan diprivatisasi, termasuk besar dana yang akan diperoleh pemerintah. Pada 2007, pemerintah menargetkan nilai privatisasi sebesar Rp3,3 triliun, naik dibanding nilai privatisasi 2006 yang ditargetkan sebesar Rp3 triliun. Sebelumnya, Sekretasis Meneg BUMN Said Didu, mengemukakan untuk memenuhi target privatisasi sebesar Rp3 triliun pada 2006, pemerintah akan melepas saham PT Perusahaan Gas Negara. Meski demikian, belum diketahui apakah target Rp3 triliun itu dapat dipenuhi hanya dengan menjual saham PT PGN. "Tahun ini juga saham PGN akan dilepas, kalaupun masih kurang masih ada dua perusahaan yang akan diprivatisasi," kata Said, tanpa merinci dua perusahaan yang dimaksud. Sugiharto menjelaskan target privatisasi 2007 tidak akan sulit dipenuhi. "Saya kira akan tercapai. Prospek BUMN yang menjadi target privatisasi juga cukup banyak," ujarnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006