Jayapura (ANTARA News) - Situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua khususnya Mulia, ibukota kabupaten itu sudah kembali normal setelah pada Jumat (13/10) rusuh ketika masyarakat antre menerima dana bantuan langsung tunai (BLT) untuk keluarga miskin. Dari Mulia, Sabtu, ANTARA News melaporkan, situasi Kamtibmas di wilayah itu sudah mulai kondusif. Masyarakat setempat terlihat sibuk bepergian ke pasar umum untuk berjualan dan berbelanja kebutuhan sehari-hari. Begitu juga para pelajar berbondong-bondong pergi ke sekolah mengikuti kegiatan belajar-mengajar sebagaimana biasanya. Tampak pula puluhan warga setempat mendatangi lokasi gedung DPRD yang dibakar pada Jumat (13/10) untuk mengais-ngais di reruntuhan bangunan gedung yang terbakar itu guna mengambil seng, paku yang masih bisa dimanfaatkan dan beberapa potong kayu yang belum hangus untuk dijadikan kayu bakar di rumah mereka. Gedung DPRD Puncak Jaya ludes terbakar sementara Kantor Bupati Puncak Jaya dan Kantor Camat Mulia mengalami kerusakan berat antara lain pintu kantor dan kaca jendela hancur berantakan. Atap seng kantor itu rusak berat terkena lemparan batu. Terdapat lima korban dari warga setempat. Seorang warga meninggal dunia, dua orang warga mengalami cedera serius sehingga dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jayapura sedangkan dua warga lainnya masih dirawat di RSUD Mulia. Sekitar Pukul 08.15 WIT, satu satuan setingkat peleton Brimob Polda Papua dipimpin Karo Ops Polda, Kombes Pol.Sumeka tiba di Mulia dengan menumpang pesawat udara jenis Twin Otter dari PT Trigana Air Service. Sedangkan satuan Brimob lainnya dengan jumlah yang sama didatangkan dari Wamena,ibukota Kabupaten Jayawijaya. Menurut salah seorang petugas Kantor Pos Nabire yang membagi-bagikan dana BLT, Hendrik Masosendifu, pihaknya pada Jumat (13/10) telah membagikan dana BLT sebesar Rp4,2 miliar dan masih tersisa sekitar Rp5 miliar. Pembagian dana BLT itu sudah dilakukan sejak Kamis (12/10) namun pada hari itu tidak terjadi kerusuhan. "Kerusuhan justeru terjadi pada hari kedua karena warga yang sudah pernah menerima dana tersebut pada waktu lalu untuk kali ini mereka tidak terdaftar sehinga mereka mengamuk. Dana BLT itu untuk kali ini diterima oleh warga masyarakat dari tiga distrik yaitu Distrik Mulia, Yamo dan Distrik Mewoluk," katanya. Menurut dia, dirinya bersama rekan sekerja Alex Hukubun telah diperintahkan oleh atasan mereka untuk membawa pulang dana BLT yang belum sempat dibagikan kepada keluarga miskin sekitar Rp5 miliar itu ke Kantor Pos Nabire, Kabupaten Nabire.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006