Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan mengembangkan riset terapi sel induk yakni pengambilan darah dari tali pusat bayi, selanjutnya dapat digunakan pengobatan penyakit kanker darah, stroke, serangan jantung dan diabetes melitus (kencing manis), kata Menkes Siti Fadilah Supari.
"Riset terapi sel itu telah dilakukan di sejumlah fakultas kedokteran seperti UI dan rumah sakit eperti RSJ Harapan Kita Jakarta, namun belum dilaksanakan secara terpadu," katanya menjawab pers di Jakarta, Sabtu sore.
Seusai menyaksikan peresmian PT Cordlife Indonesia sebagai hasil kerjasama natara PT Kalbe Farma dan Cordlife Singapura bidang penyimpanan darah tali pusat bayi untuk penyembuhan penyakit, Menkes mengatakan, pemerintah akan memberikan anggaran yang cukup untuk riset riset terapi sel khususnya sistem penyimpanan darah tali pusat bayi itu hingga mencapai 21 tahun seperti di Singapura
Menkes menegaskan, Depkes memberikan izin operasional bagi PT Cordlife Indonesia untuk mengumpulkan darah dari tali pusat bayi yang baru lahir di Indonesia selanjutnya dikirim dan disimpan di laboratorium Singapura dalam jangka 5-21 tahun, sehingga jika ada anggota keluarga yang mengalami sakit tertentu dapat mengambil sel darah itu untuk pengobatan.
"Izin diberikan kepada perusahaan perwakilan patungan Indonesia - Singapura, karena hingga saat ini belum ada perusahaan Indonesia yang memiliki teknologi dan tenaga ahli yang mampu menyimpan sel-sel darah dari tali pusat bayi hingga puluhan tahun," katanya.
Kendati demikian, Menkes mengingatkan, biaya pengambilan dan penyimpan darah dari tali pusat bayi yang masih mahal atau mencapai 5000 dolar Sing (sekitar Rp30 juta) dapat diturunkan, sehingga banyka bayi dari kalangan masyarakat luas dapat diambil darah tali pusatnya untuk disimpan di Singapura.
Dirut PT Kalbe Farma Johannes Setijono menyatakan optimistis bahwa banyak keluarga Indonesia yang akan menyimpan darah tali pusat bayinya yang baru lahir ke PT Cordlife yang telah mendapat izin Depkes itu sebagai terapi sel (transplantasi) untuk pengobatan anggota keluarga yang jika menderita penyakit seperi kanker, jantung, stroke, diabetes dan untuk anti penuaan.
Direktur Marketing Kalbe Farma, Sie Djohan menambahkan, pihaknya menargetkan dalam tahun 2007 terdapat sedikitnya 2.500 bayi lahir darah tali pusat dari kalangan mampu di Jabotabek yang meminta disimpan ke Singapura untuk nantinya diperlukan sebgai terapi sel bagi saudara kandung bayi dan orang tuanya yang menderita penyakit ganas tersebut.
"Pengobatan terapi sel dari darah tali pusat bayi telah dikembangkan di Eropa, AS dan Singapura sejak 2001 dan telah berhasil menyembuhkan penyakit kanker darah dan sejumlah penyakit lainnya," katanya.
Djohan menambahkan, biaya pengambilan darah dan pemrosesan sel darah dari tali pusat bayi yang lahir hanya sekitar Rp10 juta selanjunya biaya perawatan darah di Singapura hanya sekitar Rp1,5 juta per tahun.(*)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006
