Busan (ANTARA News) - Setelah melewati proses hukum selama setahun, pembuat film Korea Selatan, Im Sang-soo, akhirnya akan dapat menayangkan versi tanpa sensor film kontroversialnya mengenai pembunuhan mantan diktator Park Chung Hee di Busan. Film itu, "The President`s Last Bang", merupakan bagian dari segmen khusus pada Festival Film Busan untuk para sutradara domestik. Ketika ditanya apakah ia sudah mengira masalah akan muncul akibat filmnya yang menghebohkan ini, Im segera tersenyum masam. "Tentu saja," kata sutradara berusia 44 tahun itu. "Dewasa ini kita memiliki sistem demokratis di Korea Selatan, namun ini hanya sistem. Secara mental, kita masih berada di bawah pengaruhnya (Park)." "Apa yang saya ingin lakukan ialah membiarkannya betul-betul pergi, berikan dia pemakaman yang nyata. Itulah gagasan di balik film ini." Dalam "The Presiden`s Last Bang", Im berusaha memberikan sentuhan komedi seputar kejadian pada 26 Oktober 1979, hari saat Park ditembak mati oleh kawan lamanya, Kim Jae-hyu - waktu itu Direktur Badan Intelejen Pusat Korea Selatan. Putra Park, Park Ji-man, melancarkan gugatan di pengadilan terhadap Im pada tahun lalu, dan pengadilan Seoul memutuskan tiga adegan, yang lamanya hampir empat menit, digunting. Namun Im mengajukan banding, dan pengadilan kini mencabut larangan itu bertepatan dengan film tersebut akan ditayangkan di Busan. "Saat saya mendengar putusan itu, dan saya sendirian dan saya gembira sekali," tutur Im, seperti dikutip AFP. Zombi masa lalu Bayangan Park masih terasa dalam atmosfir politik di Korea Selatan, sehubungan putrinya, Park Geun-hye, adalah salah satu calon utama presiden pada pemilu 2007. Park berkuasa di Korea selama 18 tahun. Setelah kematiannya, jenderal-jenderal lainnya mengambil alih kekuasaannya, mereka adalah zombi dari masa lalu, katanya. Secara bersama-sama, orang-orang dari masa lalu ini memerintah negara ini selama 30 tahun, katanya. "Apakah ia tokoh yang buruk atau tidak, apakah anda menyukai atau membencinya, ia adalah orang terpenting dalam sejarah modern Korea." Film bertema politik sangat langka di Korea Selatan. "The President`s Last Bang" termasuk kategori itu. Sejarah itu sendiri telah lama terbagi dengan masa pemerintahaannya mulai 1961 sampai kematiannya, kurun waktu dimana Korea Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun juga ditandai dengan sikap otoriter Park dan kepemimpinan yang kadang bergaya brutal. "Uang nomor satu dalam industri film Korea Selatan, dan politik berada di urutan kedua," kata Im. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006