Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengisyaratkan penjualan saham PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dalam rangka privatisasi, direalisasikan pada November 2006. "Privatisasi PGN harus dilakukan sebelum akhir tahun ini juga. Namun, kemungkinan bisa juga pada November," kata Sekretaris Menneg BUMN Said Didu, di Jakarta, Senin. Namun, Said mengatakan tanggal eksekusi penjualan saham PGN itu belum dapat dipastikan karena harus juga melihat kondisi pasar saham yang kemudian dapat menentukan harga. "Tanya saja sama Pak Menteri (Meneg BUMN--red)," kata Said. Privatisasi perusahaan produsen gas ini akan melepas 5,31 persen saham yang setara dengan 185,8 juta lembar saham. Pada 2006, pemerintah menetapkan setoran privatisasi BUMN kepada APBN sebesar Rp3 triliun. "Untuk memenuhi target Rp3 triliun itu, kata Said, pemerintah juga akan melepas dua BUMN lainnya," kata Said tanpa merinci dua BUMN yang dimaksud. Sementara itu untuk privatisasi BUMN 2007, pemerintah menargetkan penerimaan sebesar Rp3,3 triliun. Untuk memenuhinya, pemerintah akan melepas sebagian kepemilikan sahamnya di 14 BUMN, tiga di antaranya yaitu PT Wijaya Karya, PT Krakatau Steel, dan PT Bank BTN. "Dana hasil privatisasi untuk tiga perusahaan ini akan digunakan untuk pengembangan usaha BUMN yang bersangkutan," kata Sugiharto. Selanjutnya, 11 BUMN lainnya adalah PT Bank BNI, PT Inti, PT Cambrics Primissima, PT Atmindo, PT Kertas Padalarang, PT Askrindo, PT Intirub, PT Reksadana, PT Jakarta International Hotel Development, PT Kertas Blabak, dan PT Kertas Basuki Rahmat. "Sedangkan dana hasil privatisasi 11 perusahaan lainnya adalah untuk memenuhi setoran BUMN kepada APBN 2007," kata Sugiharto. Meski demikian, Kementerian BUMN belum menyebutkan berapa besar persentase saham yang akan diprivatisasi, termasuk besar dana yang akan diperoleh pemerintah. Ia menjelaskan, target privatisasi 2007 tidak akan sulit dipenuhi. "Saya kira akan tercapai. Prospek BUMN yang menjadi target privatisasi juga cukup banyak," ujarnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006