Pesawat Swiftair MD-83, yang jatuh Kamis (24/7) kemarin, terlihat lepas landas dari Bandara Hamburg, Jerman, pada 15 Juni lalu. Pesawat Air Algerie yang membawa 110 penumpang, hampir separuhnya merupakan warga negara Perancis, jatuh setelah pesawat jet itu hilang di atas Mali utara saat terbang dari Burkina Faso menuju Algiers, menurut keterangan seorang pejabat Aljazair. Swiftair, perusahaan swasta Spanyol yang memiliki pesawat tersebut, mengkonfirmasi bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan pesawat MD-83 yang dioperasikan oleh maskapai Air Algerie. (ANTARA FOTO/REUTERS/Lennart Boettcher/ox/14.)
Ouagadougou (ANTARA News) - Daftar penumpang dalam pesawat Air Algerie yang hilang termasuk 50 warga Prancis, demikian perwakilan perusahaan penerbangan itu di Burkina Faso mengatakan dalam jumpa pers di kota Ouagadougou.
Menteri Perhubungan Burkina Faso, Jean Bertin Ouedrago, mengatakan bahwa pesawat itu dalam penerbangan dari Ouagadougou di Burkina Faso menuju Aljir dan meminta mengubah haluan pada 01.38 GMT karena ada badai di kawasan tersebut.
Dua jet tempur Prancis yang berpangkalan di kawasan itu telah diberangkatkan untuk melacak keberadaan pesawat Air Algerie.
Pesawat jenis DC-9 yang mengangkut sekitar 120 orang penumpang dengan berbagai kebangsaan serta awak yang seluruhnya berkebangsaan Spanyol itu hilang setelah meminta berputar karena jarak pandang yang buruk.
Penerbangan saat itu berada di atas wilayah udara Mali dan sudah mendekati perbatasan Aljazair. (M007)